BMKG Modifikasi Cuaca di Kalbar guna Antisipasi Karhutla

- 30 Juni 2024, 13:36 WIB
Anggota Manggala Agni saat padamkan api pada kebakaran lahan gambut di Pontianak, 28 Februari 2021
Anggota Manggala Agni saat padamkan api pada kebakaran lahan gambut di Pontianak, 28 Februari 2021 /dok.Kalbarprov/Kalbarprov/Kalbarprov

PORTAL JOGJA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Modifikasi cuaca ini untuk antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang sering terjadi pada saat seperti ini hingga beberapa waktu mendatang.

"Bulan Juli hingga September 2024, secara historis terjadi puncak Karhutla di Provinsi Kalbar dan umumnya di provinsi lain yang memiliki kerentanan terhadap Karhutla," ucap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta padaJumat 28 Juni 2024 lalu, sebagaimana dikutip dari rilis dalam laman resmi BMKG.

OMC direncanakan mulai 25 Juni hingga 5 Juli 2024 mendatang. Antisipasi karhutla ini perlu segera digerakkan, karena jika benar-benar terjadi karhutla maka akan menyebabkan dampak buruk untuk masyarakt luas.

Saat ini, sebagian besar lahan gambut yang berada di Kalbar sudah mulai mengering dengan ketinggian air dalam tanah di bawah 40 cm. Ketinggian muka air tanah (TMAT) gambut ini sangat rendah dan menunjukkan status rawan. Data tersebut didasarkan pada Data Pemantau Air Lahan Gambut (SIPALAGA) yang dipublikasikan oleh Badan Restorasi gambut dan Mangrove (BRGM).

"Berdasarkan data Sipongi KLHK, tahun 2023 terindikasi lahan terbakar di Kalbar mencapai 111.848 hektare. Tentunya ini sangat luas dan OMC akan berupaya untuk memitigasi agar tidak terulang kejadian serupa," kata mantan Rektor Universitas Gadjah Mada tersebut.

Untuk modifikasi cuaca ini, BMKg sudah menyediakan sebanyak 13 ton NaCI Powder yang akan disemai di langit Kalbar. Target penyemaian diprioritaskandi daerah rawan Karhutla yakni lahan gambut di wilayah Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Sanggau.

Wilayah dengan TMAT kurang dari 40 cm akan masuk dalam daerah rawan terbakar, maka akan dijadikan sebagai prioritas daerah target penyemaian awan. Pengamatan terkait TMAT ini juga dilakukan setiap hari untuk memantau kerawanan lahan terhadap kebakaran.

Plt. Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto juga menginfokan bahwa wilayah Kalbar termasuk ke area Non-ZOM. ZOM atau Zona Musim ialah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan periode musim hujan. Dalam hal ini, wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas daerah administrasi pemerintahan.

Pada wilayah Kabupaten Kubu Raya, prakiraan sifat hujan pada Juni dan Juli diprakirakan normal dan bawah normal. Dengan keadaan seperti itu, dikhawatirkan akan terjadi kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut sebagaimana terjadi di tahun sebelumnya.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah