Marzuki Alie Ungkap Persoalan Penting Adanya KLB Demokrat, Jangan Salahkan Moeldoko

- 9 Maret 2021, 05:52 WIB
Mantan Sekretaris Jenderal Marzuki Alie
Mantan Sekretaris Jenderal Marzuki Alie /Antara

PORTAL JOGJA - Sejumlah kader yang dipecat dari Partai Demokrat (PD) menggelar Kongres Luar Biasa di Deli Serdang Sumatera Utara (sumut).

KLB menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum periode 2021-2025. Ketua Dewa pembina partai adalah Marzuki Alie.

Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Medan Marzuki Alie kali ini angkat bicara persoalan yang dihadapi partai. Ia menyatakan adanya KLB merupakan upaya kader untuk mengembalikan marwah pendirian partai.

Baca Juga: Primbon Jawa, Ramalan Watak Bayi Menurut Pekan Kelahiran atau Hari Pasaran dari Kitab Betaljemur Adamakna

Baca Juga: Ji Soo Diterpa Kasus Bullying, Siapa yang Perankan On Dal dalam Drama Korea River Where The Moon Rises

"Jangan salahkan Pak Moeldoko, karena beliu mau bekerjasama untuk mengembalikan partai seperti niat awal saat membentuknya," kata Marzuki saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin 8 Maret 2021 malam.

Marzuki menjelaskan perubahan ditubuh partai terjadi sejak kongres tahun 2015 lalu. Pihaknya mendapatkan laporan jika anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) diubah di luar kongres sejak 2015.

"Yang menyampaikan itu, orang yang mengurus draf AD/ART saat itu," ujar Mantan Sekjen Demokrat periode 2005-2010 tersebut dilansir dari ANTARA.

Menurutnya perubahan konstitusi partai di luar penetapan kongres itu adalah kewenangan majelis tinggi partai.

Baca Juga: Juventus dan Porto di Jadwal Acara TV SCTV Hari Ini Selasa, 9 Maret 2021

Baca Juga: Menikah 15 tahun, Gosip Tak Sedap Menerpa Matt Damon, Bintang Film Bourne Identity: Mana Cincin Kawinnya?

Hal itu berlanjut hingga kongres tahun 2020, dimana kala itu dibuatlah surat pernyataan yang meminta para pemilik suara di partai untuk mendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum Demokrat.

"Laporan teman-teman, pada saat Kongres 2020, tidak ada pembahasan agenda kongres hingga tata tertib kongres," ungkap Marzuki.

Isi dari tatib kongres diantaranya pertanggungjawaban ketua umum sebelumnya, pembahasan pertanggungjawaban, laporan itu diterima atau ditolak, hingga ketua umum demisioner.

Selanjutnya pembahasan AD/ART hingga program kerja juga tidak dilaksanakan dalam kongres tahun 2020 lalu.

Baca Juga: 600 Petugas Polisi Myanmar Mengundurkan Diri dan Bergabung dengan Gerakan Protes Anti Kudeta Militer

Dengan begitu lanjut dia, tidak ada jadwal, tatib hingga persyaratan calon ketua umum, sehingga yang punya hak bicara di kongres tahun 2020 disuruh keluar ruangan.

"Yang di dalam ruangan, mereka yang punya hak suara, dan beberapa saat kemudian, terpilihlah AHY sebagai ketua umum secara aklamasi," kata Marzuki.

Menurut Marzuki, yang paling krusial dalam AD/ART adalah majelis tinggi partai dan kewenangannya.

Sebelum kongres 2020 kata Mrzuki, kewenangan majelis tinggi partai hanya memberikan pertimbangan terkait dukungan partai terhadap kandidat dalam pemilihan kepala daerah.

Baca Juga: AstraZeneca Kirim 1,1 Juta Dosis Vaksin Tahap Pertama ke Indonesia dari COVAX Facility

Namun, setelah kongres tahun 2020, akhirnya diketahui jika majelis tinggi memiliki kewenangan lebih, di antaranya kongres luar biasa dapat terlaksana atas persetujuan ketua majelis tinggi. Bahkan, ketua majelis tinggi merupakan ketua umum partai yang telah demisioner atau mantan ketua umum.

"Misalnya, kalau sekarang AHY ketua umum, hingga dua periode, maka selanjutnya dia akan menjadi ketua majelis tinggi," jelas Marzuki yang pernah dipercaya sebagai Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat periode 2013-2015.

Sehingga, kata Marzuki, Partai Demokrat telah menjadi partai milik dinasti atau milik keluarga saja.

Baca Juga: Ada Donny Yen, Dahsyat 2021, Ikatan Cinta Episode 195, Semua di Jadwal Acara RCTI Selasa, 9 Maret 2021

"Yang perlu dipertanyakan, apakah kader-kader demokrat, paham tidak dengan perubahan AD/ART itu," ujarnya.

Dengan runtutan kejadian dan persoalan itu, kata Marzuki, menjadi alasan para kader setia partai untuk melaksanakan KLB dengan tujuan mengembalikan marwah partai sebagai partai yang menjunjung demokrasi.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah