Network
PORTAL JOGJA - KPK menetapkan Edhy Prabowo yang juga Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai tersangka penerima suap penerbitan izin ekspor baby lobster atau benur. Edhy Prabowo, terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK ketika baru saja mendarat di Bandara Soekarno Hatta setelah kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat (AS).
Edhy Prabowo ditangkap bersama istri dan sejumlah orang dalam rombongan tersebut. Pemeriksaan terhadap Edhy Prabowo terkait suap juga telah dilakukan oleh KPK.
Baca Juga: Valencia vs Atletico Madrid, Enam Pemain Absen Pelatih Atletico Diego Simeone Kritik Jadwal
Atas peristiwa penangkapan terhadap Edhy Prabowo dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) itu, Partai Gerindra menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden KH Maruf Amin.
Surat permohonan maaf Gerindra itu disampaikan sekretaris jenderalnya, Ahmad Muzani, Jumat (27/11). Selain itu, Edhy Prabowo juga telah membuat surat pengunduran diri sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra.
"Kepada yang terhormat Presiden RI Jokowi, yang terhormat Wapres RI Maruf Amin, serta seluruh Kabinet Indonesia Maju, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian ini," ungkap Ahmad Muzani dalam keterangannya kepada awak media, Jumat (27/11/2020).
Baca Juga: 1,5 Bulan Tak Ada Erupsi, Status Gunung Raung Jawa Timur Kembali Normal.
Ia mengatakan dalam persoalan ini Edhy Prabowo juga sudah mengajukan pengunduran diri. Baik sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dan sebagai Wakil Ketua Umum DPP Gerindra.
"Surat pengunduran diri sudah disampaikan," katanya.
Ia mengatakan surat pengunduran diri Edhy dari posisi wakil ketua umum Gerindra sedang diproses. Surat pengunduran diri Edhy telah diteruskan kepada Prabowo Subianto selaku ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
