Erupsi Merapi Berubah, Seperti Apa Bila Meletus Nanti

27 Oktober 2020, 06:42 WIB
Gunung Merapi dari obyek wisata Klangon, Cagnkringan Sleman. /Panji Arkananta

PORTAL JOGJA - Gunung Merapi merupakan salah satu gunung teraktif di dunia. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat erupsi Merapi selalu berubah dari waktu ke waktu.

Saat ini merupakan peringatan 10 tahun erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2010 lalu. Sebelumnya erupsi Merapi terjadi pada tahu 2006 dan 2001.

Bila pada tahun 2001 arah erupsi Merapi dengan ditandai luncur Wehus Gembel atau awan panasa ke arah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Detik-Detik Erupsi Merapi 2010, Kesaksian Warga dusun Petung Cangkringan Sleman

Baca Juga: Penjelasan BPPTKG Soal Erupsi Merapi yang Kian Dekat, Status Waspada Level II

Pada tahun 2006 dan 2010 mengarah ke hulu Kali Gandol di Kabupaten Sleman yang berbatasan Kabupaten Klaten Jawa Tengah.

Saat ini Merapi berstatus "Waspada" atau Level II. BPPTKG Yogyakarta memaparkan sejumlah data terkini terkait aktivitas Gunung Merapi. Dari data yang dikumpulkan BPPTKG selama ini disimpulkan aktivitas Gunung Merapi masih di atas normal.

"Sampai saat ini aktivitas masih berlanjut data-data masih di atas normal, aktivitas vulkanik masih berlanjut pasca letusan pada 21 Juni 2020," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida secara daring, Senin (26/10/2020) kemarin.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

Hanik memaparkan aktivitas kegempaan saat ini aktivitas vulkanik semakin intens gempa rata vulkanik dangkal (VTB) 6 kali sehari.

"Selanjutnya gempa multiphase (MP) 83 kali sehari, deformasi 2 cm per hari," ungkap Hanik dalam acara Dasawarsa Merapi 'Refleksi Merapi 2010 untuk Mitigasi di Masa Pandemi' di kantor BPPTKG di Jl Cendana Yogyakarta

Berdasarkan data itu lanjut Hanik, waktu erupsi berikutnya semakin dekat. Hanya saja diperkirakan tidak akan sebesar erupsi 2010. Hal itu berdasarkan pengamatan beberapa alat yang terpasang di pos pengamatan.

"Pemendekan jarak Electronic Distance Measurement (EDM) juga terukur dari pos-pos dan titik-titik ukur yang ada di sekeliling Merapi. Hal ini menunjukkan bahwa waktu erupsi berikutnya sudah semakin dekat," katanya.

Baca Juga: Cek Daftar Harga Emas Hari Ini, Selasa 27 Oktober 2020, Antam, Retro, Batik dan UBS

Ia memperkirakan (erupsi) tidak akan sebesar seperti erupsi 2010 dan cenderung mengikuti perilaku erupsi pada tahun 2006.

Menurutnya ada tiga jenis erupsi pada Gunung Merapi dari tahun 2006 hingga sekarang. Aktivitas Merapi saat ini berbeda dengan erupsi tahun 2010 dan berbeda dengan erupsi 2006.

Ia menjelaskan erupsi kali ini adalah erupsi dengan rangkaian yang panjang dimulai sejak bulan Mei 2018 lalu.

"Bedanya pada erupsi kali ini indeks eksplosifitas paling rendah," katanya.

Baca Juga: Presiden Turki Erdogan boikot produk Prancis, Muhammadiyah Kecewa Pernyataan Presiden Prancis

Menurutnya sudah dua tahun lebih erupsi didominasi dengan gas bersifat eksplosif tetapi dengan indeks eksplosifitas rendah.

"Jika dibanding dengan erupsi tahun 2010 seperseribu dan seperseratus jika dibanding dengan indeks erupsi tahun 2006," ungkap Hanik. *

Editor: Bagus Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler