BMKG Ingatakan Adanya La Nina 5 Bulan ke Depan, Apa Pesan Presiden Jokowi untuk Antisipasi?

25 Oktober 2020, 17:44 WIB
Ilustrasi La Nina. /Pixabay/Dexmac/

PORTAL JOGJA – Fenomena La Nina bakal mengacam sejumlah wilayah di Indnesia. Lima bulan ke depan sejumlah wilayah akan terdampak dari fenomena La Nina tersebut.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan fenomena alam La Nina diprediksi berlangsung pada Oktober 2020 hingga Maret 2021. BMKG telah menggear rapat koordinasi nasional (rakornas) dengan pemerintah daerah di seluruh Indonesia dan berbagai instansi terkait seperti PUPR, Badan Geologi. BNPB dan Kementerian Lingkungan Hidup.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Menteri Koordinator Maritim dan InvestasiLuhur Binsar Pandjaitan juga telah memberikan araha untuk waspada dan berkoordinasi dengan BMKG.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

Dikumpulkan dari berbagai sumber La Nina dan badai tropis lainnya sering melanda wilayah Indonesia baik di Samudera Hindia maupun Pasifik. Sebab wilayah tropis seperti Indonesia sering terjadinya pertemuan berbagai angin.

La Nina merupakan fenomena iklim global yang ditandai dengan adanya anomali suhu muka air laut di Samudera Pasifik tengah ekuator. Di lokasi tersebut, suhu muka air laut lebih dingin dari biasanya.

Wilayah Indonesia juga bakal terdampak La Nina. Beberapa negara lain seperti Jepang juga sudah juga sudah memberikan informasi itu. Dampa dari fenomena itu bakal terasa di Indonesia yang suhu muka air lautnya cenderung hangat. Diprediksp puncak fenomena alam La Nina ini terjadi pada bulan Desember hingga Februari.

Baca Juga: Bantuan Kuota Internet Gratis Kemdikbud Tahap 1 Sudah Cair Untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen

Baca Juga: Banpres Produktif BPUM Kembali Diberikan, Segera Daftarkan Diri untuk Peroleh BPUM

Kepala BMKG Dwikorta Karnawati memaparkan berdasarkan catatan historis yang menyebutkan bahwa La Nina dapat menyebabkan peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia sebanyak 20 sampai 40 persen di atas normal.

"Kami minta seluruh elemen baik masyarakat dan pemerintah mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi," katanya.

"Puncaknya diprediksi terjadi bulan Desember dan puncak musim hujan itu Januari hingga Februari. Mulai sekarang kita harus bersiaga sebab Desember, Januari, Februari itu puncaknya. Maret masih terjadi La Nina tapi semakin melemah sampai April," ukat Mantan Rektor UGM itu.

Menurutnya fenomena La Nina terjadi karena adanya perbedaan suhu muka air laut di Samudera Pasifik tengah ekuator dengan di laut Indonesia.

Baca Juga: Spot Riyadi Tempat Favorit Goweser dan Fotografer Abadikan Sunset di Yogyakarta

"Padahal suhu muka air laut di Indonesia ini sudah hangat. Sudah di atas 26 derajat celcius atau bahkan sudah 28 derajat celcius atau lebih. Artinya, terjadilah gap, perbedaan yang nyata antara suhu muka air laut di Samudera Pasifik tengah ekuator dengan suhu muka air laut di Indonesia," katanya.

Karena ada perbedaan tekanan udara lanjut dia, menyebabkan terjadinya aliran masa udara basah dari Samudera Pasifik menuju ke kepulauan Indonesia. Aliran masa udara basah ini semakin menguat, karena perbedaan suhu semakin tinggi. Indonesia saat ini tengah masuk pada musim penghujan yang curah hujannya cukup tinggi.

Menurutnya itu berdampak pada penambahan uap air dan pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia yang sebetulnya sudah terjadi penguapan yang intensif dan pembentukan awan hujan akibat dari masuknya musim hujan.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Bakal Molor, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Luhut Keamanan Nomor Satu

"Diprediksi menambah akumulasi curah hujan bulanan dan musiman yang meningkat sampai 20-40% di atas normal,” kata dia.

Untuk menanggulangi hal ini, ia mengaku pihaknya telah bekerja sama dengan PUPR, Badan Geologi, Kementerian Lingkungan Hidup, hingga pemerintah daerah di Indonesia untuk meminimalisir dampak yang terjadi.

Pesan Presiden Jokowi terkait potensi ancaman itu adalah masyarakat diminta melakuka langkah antisipasi.

"Siapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina, yang diprediksi akan menyebabkan peningkatan curah hujan bulanan antara 20% - 40% di atas normal," katanya.

Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Pensiun Usai Kalahkan Gaethje

Jokowi meminta untuk menghitung dampak dari fenomena La Nina terhadap produksi sektor pertanian, perikanan, dan perhubungan.

"Sebarluaskan informasi mengenai perkembangan cuaca secepatnya ke seluruh provinsi dan daerah, sehingga semua tahu akan terjadi kenaikan curah hujan bulanan," katanya. *

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler