Kata Jarwo, tak ada yang perlu dikhawatirkan jika ingin mendonorkan darah. Bahkan, Jarwo mengaku justru tidak gampang sakit-sakitan.
“Kalau ada yang tanya kunci sehat pada saya, pasti saya jawab donor darah,” terang lelaki yang hobi mendaki gunung ini.
Hanya saja, Jarwo sempat merasakan pengalaman pahit. Saat anaknya berusia 5 tahun membutuhkan darah, ia justru tidak bisa memberikan darah untuk anaknya sendiri.
“Waktu itu saya baru saja donor, jadi belum bisa diambil lagi,” kenang Jarwo.
Baca Juga: 1500 Tenaga Kesehatan di Kulon Progo Jalani Swab Tes Massal
Kini di usianya tak lagi muda, Jarwo berharap banyak anak muda terpanggil mendonorkan darah. Salah satu manfaat mendonorkan darah adalah menghindarkan perilaku berisiko. Misalnya menggunakan narkotika.
“Kan jadi mikir kalau mau melakukan hal-hal yang nggak bener. Harus memperhitungkan risikonya, berpengaruh tidak ke darah,” kata Jarwo.
Saking seringnya donor darah, tangan kanan Jarwo penuh dengan coblosan. Sehingga sekarang pengambilan darah dilakukan melalui tangan kiri. Ia bertekad akan terus menjaga komitmen menjadi pendonor darah hingga batas kemampuan. (*)