Selain untuk Memeriahkan, Ini Makna Barongsai dan Liang Liong Saat Imlek

- 1 Februari 2021, 16:44 WIB
Naga Liang Liong dan Singa Barongsai biasanya turut memeriahkan Perayaan Imlek.
Naga Liang Liong dan Singa Barongsai biasanya turut memeriahkan Perayaan Imlek. /- Foto : Pixabay/

PORTAL JOGJA- Sebentar lagi masyarakat Tionghoa di Indonesia akan merayakan Tahun Baru Cina atau biasa disebut Imlek. Diketahui, perayaan tahun baru Imlek biasanya sangat erat dengan Tarian Barongsai dan Liang Liong.

Lalu apa makna dari Barongsai dan Liang Liong yang ada saat tahun baru Cina ?

Dikutip dari China Highlights, orang Tionghoa selalu mengadakan perayaan dengan tarian Naga dan Singa di Tahun Baru Imlek. Tarian naga (liang liong) dan tarian singa (barongsai) adalah pertunjukan tradisional agar suatu perayaan atau acara-acara besar menjadi lebih meriah.

Baca Juga: Mulai dari Cokelat hingga Makan Telur Rebus Bercangkang, Inilah 3 Tradisi Unik Tentang Valentine Day

Masyarakat Tionghoa percaya, bahwa pertunjukan tarian naga atau singa yang hadir selama musim semi merupakan salah satu cara untuk berdoa. Tujuannya untuk keberuntungan, mengusir roh jahat, dan menolak bala.

Tarian barongsai juga merupakan cara untuk menciptakan suasana meriah dan membawa kebahagiaan. Tarian barongsai biasanya dilakukan oleh dua orang dalam kostum singa. Para penari akan menjadi kepala dan tubuh singa.

Kepala singa biasanya berukuran lebih besar mirip naga, seperti kebanyakan patung singa di Cina.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 1 Februari 2021: Sanggupkah Andin Tepati Janjinya Pada Reyna Saat Al Sudah Menyerah

Warna-warna pada kostum Barongsai juga memiliki makna. Kuning melambangkan bumi, hitam melambangkan air, hijau melambangkan kayu, merah melambangkan api, dan putih melambangkan logam.

Pada bagian kepala Barongsai, ada tanduk yang merupakan simbol untuk terus hidup serta mewakili unsur perempuan.

Telinga dan ekor berbentuk makhluk mistis yang mewakili kebijaksanaan dan keberuntungan. Tulang belakang bersisik ular merupakan simbol pesona dan kekayaan.

Baca Juga: Arya Saloka Unggah Foto Misterius, Akankah ini Pertanda Aldebaran Pamit dari Ikatan Cinta?

Selanjutnya dahi dan jenggot berasal dari naga yang berarti simbol kekuatan, kepemimpinan dan mewakili unsur laki-laki.

Terakhir, bagian punuk belakang kepala merupakan kura-kura yang berarti simbol umur panjang.  Dalam budaya Cina, singa, seperti naga Cina, hanyalah binatang yang ada dalam mitos, dan tidak ada dalam kehidupan nyata di Cina.

Sebelum Dinasti Han, hanya ada beberapa singa yang mencapai Dataran Tengah dari wilayah barat Cina kuno (sekarang Xinjiang), karena perdagangan Jalur Sutra.

Baca Juga: 10 Hal Terlarang untuk Dilakukan Ketika Imlek, Bisa Bernasib Buruk Sepanjang Tahun Jika Dilanggar 

Pada saat itu, orang-orang menirukan penampilan dan tindakan singa yang baru tiba dalam sebuah pertunjukan, yang kemudian berkembang menjadi tarian Barongsai di periode tiga Kerajaan.

Kemudian, tarian tersebut menjadi populer dengan munculnya agama Buddha di Dinasti Utara dan Selatan (420S–589M). Pada Dinasti Tang, tarian Barongsai adalah salah satu tarian istana.

Tarian Barongsai adalah salah satu contoh budaya Cina yang berkembang pesat, hingga menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: China Highlights


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah