Plasmatron: Teknologi Peminimalisir Polusi Kendaraan

9 Maret 2023, 20:11 WIB
Polusi gas buang kendaraan yang dapat mengakibatkan dampak buruk bagi manusia. /PIXABAY/

PORTAL JOGJA - Sejak awal kemunculannya, kendaraan bermotor memang diciptakan untuk menunjang aktivitas manusia. Dengan menggunakan kendaraan bermotor, dapat mempersingkat waktu tempuh, lama perjalanan, hingga biaya perjalanan.

Kendaraan bermotor sendiri kemudian berkembang menjadi berbagai bentuk, jenis, ukuran, dan fungsi yang berbeda. Dari sekian banyak kendaraan bermotor, salah satu yang berkembang dengan pesat adalah mobil, khususnya segmen mobil pribadi.

Kemajuan yang pesat pada jenis mobil pribadi sayangnya seringkali tidak diimbangi dengan perawatan dan service berkala oleh para pemilik, akibatnya banyak mobil pribadi yang sebenarnya tidak layak jalan, masih saja digunakan oleh para pemiliknya.

Baca Juga: Wisata Gua Seplawan Purworejo, Pernah Ditemukan Arca Emas 22 Karat 

Akibat kurang perhatian dari pemiliknya, banyak mobil-mobil pribadi tersebut kemudian malah menimbulkan kerugian bagi lingkungan sekitar. Diantaranya, efek-efek negatif yang ditimbulkan, keluhan paling banyak adalah polusi akibat gas buang kendaraan.

Mulai dari yang ringan seperti batuk, hingga yang tergolong berat seperti gangguan pernapasan. Disamping berdampak buruk pada manusia, polusi gas buang tersebut ternyata turut berperan dalam terjadinya pemanasan global.

Mencermati fenomena tersebut, tim peneliti dari Plasma Science and Fusion Center Massachusetts Institute of Technology (MIT) USA berusaha menemukan solusi agar gas buang dari mobil-mobil tersebut dapat diminimalisir.

Dari percobaan yang mereka lakukan di Institut tersebut, telah lahir sebuah penemuan baru yang disebut Plasmatron. Plasmatron sendiri diklaim dapat mengurangi asap yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor secara drastis.

Para penemu alat tersebut mengatakan bahwa hasil uji coba memperlihatkan pengurangan polusi yang sangat besar terutama pengurangan Nitrogen Oksida (NO2) dari 2.700 ppm (parts per million) tanpa plasmatron menjadi tinggal 20 ppm setelah menggunakan plasmatron.

Menurut Dr. Daniel R Cohn, Ketua Divisi Teknologi Plasmatron dari Plasma Science and Fusion Center (PSFC), mengatakan bahwa cara kerja plasmatron sendiri sebenarnya buka benar-benar baru, melainkan mengadaptasi beberapa mekanisme kerja yang selama ini diterapkan pada proses penyulingan minyak, yakni mengkonversikan berbagai bahan bakar ke dalam gas yang kaya akan hidrogen berkualitas tinggi.

 Baca Juga: Peringatan HUT Satpol PP ke-73, Gubernur DIY Imbau Pertahankan Sikap Humanis

Bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam plasmatron dibuka ke aliran listrik yang merubah bahan bakar dan udara di sekitarnya ke dalam plasma. Plasma mempercepat laju reaksi dan menghasilkan gas yang kaya akan hidrogen. Walaupun alat tersebut pada saat ini telah digunakan dalam aplikasi industri, namun yang digunakan di industri yang lebih besar dibandingkan dengan versi di MIT, selain lebih boros energi dalam mengoperasikannya.

Langkah selanjutnya adalah pemasangan plasmatron pada kendaraan sebenarnya yang beroperasi di lapangan. Nantinya para peneliti mengharapkan dapat menerapkan pemakaian plasmatron tersebut pada bus. Walaupun pengujian yang dilakukan pada saat ini menggunakan mesin dengan bahan bakar bensin. Para peneliti mengatakan bahwa penemuan mereka berlaku juga bagi bahan bakar diesel dan biofuels.

Dari sekian banyak keunggulan plasmatron yang telah dibahas tersebut tentu ada kelemahan pada alatnya. Kelemahan tersebut terjadi apabila plasmatron ternyata tidak cocok dengan beberapa jenis mesin mobil yang setiap tahun banyak diproduksi di berbagai negara dan berbeda-beda pula teknologi pembuatannya.***

Editor: Chandra Adi N

Sumber: dephub.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler