Network
PORTAL JOGJA - Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan Idul Adha jatuh pada tanggal 16 Juni 2024. Sementara Muhammadiyah dan juga pemerintah Indonesia telah menetapkan Idul Adha jatuh pada Senin 17 Juni 2024.
Dilansir dari laman Muhammadiyah penyebab utama perbedaan penetapan tanggal Idul Adha 1445 H adalah pada metode penentuan awal bulan kamariah yang digunakan.
Muhammadiyah menggunakan wujudul hilal, dimana bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 bulan berjalan, saat matahari terbenam memenuhi tiga syarat secara kumulatif.
Baca Juga: 350 Mahasiswa dan Alumni FKH UGM Dikerahkan Sebagai Petugas Pemeriksa Hewan Kurban
Ketiga syarat tersebut meliputi :
- Telah terjadi konjungsi
- Konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam
- Saat matahari terbenam bulan masih berada di atas ufuk.
Jika ketiga syarat terpenuhi, maka bulan berjalan hanya berlangsung 29 hari, sedang jika salah satu tidak terpenuhi, maka umur bulan digenapkan menjadi 30 hari.
Muhammadiyah mencatat, pada tanggal 6 Juni 2024 atau menurut kalender Muhammadiyah bertepatan dengan 29 Dzulkaidah 1445 H, konjungsi belum terjadi hingga saat Maghrib. Konjungsi baru terjadi pada pukul 19.04 WIB, sehingga syarat untuk memulai bulan baru tidak terpenuhi.
Dengan demikian Muhammadiyah menetapkan umur bulan Dzulkaidah 1445 H adalah 30 hari, dan tanggal 1 Dzulhijah 1445 H ditetapkan pada Sabtu, 8 Juni 2024, sehingga Idul Adha jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.
Pemerintah Arab Saudi, yang menggunakan metode Rukyatul Hilal, mengumumkan bahwa hilal berhasil terlihat pada maghrib 6 Juni 2024 dan menetapkan awal Dzulhijah 1445 H jatuh pada Jumat, 7 Juni 2024. Sehingga Idul Adha tanggal 10 Dzulhijah jatuh pada Minggu 16 Juni 2024.
