Kisah Panjang Gedung SMA 11 Yogyakarta, Tempat Digelarnya Kongres I Budi Utomo

- 21 Mei 2024, 23:22 WIB
Bangunan pendapa atau aula SMA 11 Yogyakarta yang menjadi tempat penyelenggaraan Kongres Budi Utomo 1 pada 3-5 Oktober 1908
Bangunan pendapa atau aula SMA 11 Yogyakarta yang menjadi tempat penyelenggaraan Kongres Budi Utomo 1 pada 3-5 Oktober 1908 /dok.Badan Pelestarian Cagar Budaya DIY/

PORTAL JOGJA - Bebicara tentang Hari Kebangkitan Nasional, seakan ingatan kita kembali pada tanggal 20 Mei 1908. Saat dimana para pelajar Stovia di Weltevreden (Jakarta) mendeklarasikan berdirinya Budi Utomo yang bercita-cita membangun masyarakat yang harmonis ke arah 'Persaudaraan Nasional' tanpa memandang suku, agama, ras, dan gender.

Terkait dengan peristiwa tersebut, ada sebuah gedung yang bersejarah di Yogyakarta yang merupakan tempat bersejarah berlangsungnya Kongres I Budi Utomo pada 3-5 Oktober 1908. Adalah bangunan SMA Negeri 11 Yogyakarta yang terletak di Jalan A.M. Sangaji, Kelurahan Cokrodiningratan Kemantren Jetis, menjadi saksi bisu peristiwa historis itu.

Mengutip laman jogjacagar.jogjaprov.go.id, pada gedung sekolah menengah atas yang dikenal sebagai Gedung Budi Utomo ini, diketahui tempat penyelenggaraan kongres I Budi Utomo mengambil tempat yang kini berupa bangunan pendapa atau aula sekolah. Pada masa kongres tersebut, ruang tersebut merupakan ruang makan sekolah guru atau Kweekschool.

Baca Juga: Sejarah Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, tak Lepas dari Budi Utomo

Gedung ini sendiri didirikan oleh pemerintahan Kolonial Belanda pada tahun 1894 lalu dibuka pada tanggal 7 April 1897. Awalnya, bangunan ini dirancang sebagai kompleks pendidikan pada masa kolonial Belanda, yaitu sebagai Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzen Djokjakarta (Sekolah Guru zaman Belanda).

Bangunan sekolah ini juga dikenal sebagai Openbare Kweekschool serta disebut sebagai Sekolah Raja. Setelah pada Oktober 1908 digunakan untuk penyelenggaraan kongres Budi Utomo I, maka cerita panjang alih fungsi gedung ini berlanjut. Tercatat ketika tahun 1927, digunakanlah untuk sekolah guru (Holland Indische Kweekschool).

Pada masa penjajahan Jepang, bangunan bergaya indis ini difungsikan sebagai SGL (Sekolah Guru Laki-laki). Selama masa revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia sekolah ini ditutup. Gedung ini juga pernah dipakai untuk asrama tentara pada 1950, namun tak berlangsung lama dan dikembalikan lagi fungsinya untuk sekolah guru.

Baca Juga: Budi Utomo Menjadi Tonggak Kebangkitan Nasional Menuju Indonesia Merdeka

Ketika Mohammad Yamin menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, nama Sekolah Guru Laki-laki (SGL) ini berganti menjadi Sekolah Guru A (SGA). Saat menginjak tahun 1965, peruntukannya beralih sebagai Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Yogyakarta yang pada tahun 1970, ditetapkan sebagai pusat latihan guru SD.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: Laman jogjacagar.jogjaprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah