Upacara Melasti, Tradisi Penyucian Diri Jelang Hari Raya Nyepi

- 3 Maret 2024, 19:13 WIB
Upacara Melasti dalam rangka peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1946 di Pantai Parangkusumo, Parangtritis, Bantul
Upacara Melasti dalam rangka peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1946 di Pantai Parangkusumo, Parangtritis, Bantul /dok. Panji Arkananta/@panji.arka/

Ngiring prawatek dewata mengandung makna berbakti kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widi). Umat diharapkan mampu menguatkan daya spiritual untuk menajamkan kecerdasan intelektual.

Anganyutaken laraning jagat artinya, dengan kuatnya srada dan bakti kepada Tuhan, kepedulian sosial umat bisa meningkat. Anganyutaken papa klesa maksudnya agar umat termotivasi untuk mengatasi lima kekotoran individu yang disebut panca klesa yaitu awidya (kegelapan), asmita (ego), raga, dwesa dan abhiniwesa (hidup dalam ketakutan).

Baca Juga: Rayakan Milad ke-43 UMY Targetkan Masuk 15 Besar Kampus Terbaik Indonesia

Sedangkan anganyutaken letuhing bhuwana maksudnya melalui ritual melasti umat diharapkan termotivasi untuk menghilangkan kebisaan buruk merusak sumber daya alam. Jika kebiasaan buruk ini terus dibiarkan, alam akan rusak (letuhing bhuwana) yang pada gilirannya manusia akan menderita.***

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: Mendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah