Sejarah Kerajaan Sriwijaya, di Utara Sungai Musi, Pusat Perdagangan di Asia Tenggara Hingga Keruntuhan

- 15 Desember 2021, 11:21 WIB
 Muara Takus, ilustrasi jejak agama Budha di Sumatera
Muara Takus, ilustrasi jejak agama Budha di Sumatera /Dinas Pariwisata Provinsi Riau/

PORTAL JOGJA - Sejarah Asal-usul Kerajaan Sriwijaya, Berlokasi Utara Sungai Musi, Pusat Perdagangan di Asia Tengggara dan Penyebab Keruntuhannya

Sejak ratusan tahun yang lalu Nusantara telah berdiri kerajaan maritim di masa Hindu-Budha. Sriwijaya salah satu kerajaan Hindu Budha yang berdiri abad VII yang wilayahnya terbentang luas dari Kamboja, Thailand Selatan, Sumatera, Jawa, sampai Semenanjung Malaya.

Dilansir portaljogja.com dari buku Sejarah untuk SMA karya Ratna Hapsari dan M.Adil, tahun 2017 hal 13 pusat kerajaan Sriwijaya berdasar Prasasti Kedukan Bukit yang dipilih oleh Dapunta Hyang terletak sekitar pertemuan Sungai Musi dengan Kramasan dan Ogan atau tepatnya Utara sungai Musi.

Pada perkembangan selanjutnya masyarakat Sriwijaya dekat dengan kehidupan sungai dan laut, bahkan menurut kronik Chu Fan Chi abad XIV telah terjadi budaya kemaritiman.

Baca Juga: Pelaku Penganiayaan Perawat di RS Siloam Sriwijaya Palembang Minta Maaf, Ia Beri Alasan Kelelahan Jaga Anak

Wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya alami kemajuan setelah Dapunta Hyang melakukan perjalanan suci[ Siddayatra] dengan menggunakan perahu dan membawa 20.000 yang memulainya dari Minangatamawan.

Hal tersebut tengkap dari prasaati Kedukan Bukit tanggai 16 Juni 682 M a. Lalu, apa itu Manangatamwan? yaitu sebuah daerah pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri[Riau].

Semenjak itu kemudian dikenal dengan nama Sriwijaya.
Pada abad ke 7-10 pusat kerajaan pindah ke Palemban g dengan tujuan memudahkan menguasai daerah sekitar mulai dari Bangka, Jambi Hulu sampai Jawa Barat.

Sejak itu pula Sriwijaya menguasai jalur-jalur perdagangan seperti Selat Sunda, Selat Bangka, Selat Malaka dan bagian barat Laut Jawa. Maka pada masa tersebut Sriwijaya menjadi pusat perdagangan terpenting di Asia Tenggara.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Watermark Video, Lakukan 2 Langkah Ini

Hal tersebut terjadi lokasinya berada di kawasan Selat Malaka yang diketahui kawasan ini dikenal sebagai jalur perdagangan internasional. Pusat perdagangan yang dibangun oleh Sriwijaya memberi pengaruh pada politik.

Dari sini pula menjadi dasar politik kerajaannya dari jalur perdagangan, jalur pelayaran dan menguasai daerah-daerah strategis sebagai kekuatan lautnya yang menghantarkan Srijaya mencapai puncak kejayaan.

Penyebab Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Meski demikian akhirnya Sriwijaya alami kemunduran akibat beberapa masalah salah satunya serangan Raja Damarwangsa dari Kerajaan Medang abad X-XI dengan tujuan perluasan wilayah

Selain iun 1007tu yang menjadi penyebab keruntuhan Sriwijaya adalah serangan dari Kerajaan Cholamandala tahun 1007-1023 M dampak persaingan perdagangan serta pelayaran yang tidak sehat memicu munculnya peperangan

Baca Juga: Nikita Mirzani Nyesel Patuh Karantina dan Bayar Mahal? Bisa Aja Kabur, Tapi Takut Viral

Sumber lain menyebut keruntuhan Sriwijaya akibat pengaruh eksedisi Pamalayu yang dilakukan Kerajaan Singasari tahun 1275 M. Ekspedisi ini bertujuan memperluas wilayah kekuasaan berdampak melemahkan politik serta ekonomi Sriwijaya.

Masuknya pengaruh Islam juga menjadi faktor lain kemunduran Sriwijaya. Hal tersebut terjadi setelah daerah-daerah jajahan kerajaan ini memiliki koloni Muslim yang kuat pada akhirnya memunculkan ajaran Islam di Aceh Timur.

Pengaruh itu memberi efek menurunnya pada perdagangan serta budaya Sriwijaya sehingga dari sini pula memicu munculnya kerajaan Samudera Pasai yang disebut sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.***

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah