Bagaimana Hukum Berpuasa Tapi Tidak Baca Doa Niat Puasa? Berikut Penjelasan Lengkap dan Cara Melakukannya

- 20 April 2021, 02:49 WIB
 ilustrasi berdoa saat pagi
ilustrasi berdoa saat pagi /Bagus Kurniawan/Nega/Unsplash

PORTAL JOGJA - Umat muslim yang mampu wajib menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan sebulan penuh Puasa sudah memasuki hari ketujuh di bulan Ramadhan ini.

Ibadah puasa akan sah, maka perlu adanya niat. Ada banyak nformasi mengulas tentang niat puasa Ramadan, mulai dari bacaan niat hingga arti dari niat berpuasa.

Namun bagaimana jika kita lupa mengucapkan niat puasa? Hal itu biasanya kita lupa seusai makan sahur atau seusai kita menjalankan shalat taraweh.

Baca Juga: Jadwal Imsak, Waktu Sholat dan Buka Puasa, Hari ini, Selasa 20 April 2021 Untuk Wilayah Yogyakarta

Baca Juga: Jet Li, Sylvester Stallone, dan Jason Statham Beraksi Malam ini di Bioskop TransTV, Selasa 20 April 2021

Apakah puasa yang kita kerjakan dianggap sah?

Penjelasan mengenai hukum menjalankan puasa tanpa membaca doa niat puasa dibahas secara lengkap di artikel ini.

Bagaimana hukumnya dengan tidak membaca doa niat puasa tapi menjalankan puasa? Apakah puasanya sah atau tidak? Berikut penjelasan lengkapnya

Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barang siapa yang belum berniat (untuk puasa) di malam hari sebelum terbitnya fajar maka tidak ada puasa baginya” (HR. Ad-Daru Quthni dan Al-Baihaqi).

Baca Juga: Rizky Billar, Lesty Kejora , Pasangan Leslar di Jadwal Acara TV Indosiar Selasa 20 April 2021

Baca Juga: Para Pencari Tuhan, Rumah Bidadari, Magic Tasbih ada di Jadwal Acara SCTV Selasa 20 April 2021

Perihal tidak membaca niat puasa ketika mengerjakan puasa di bulan Ramadhan pernah dijelaskan oleh pendakwah Buya Yahya melalui kanal YouTube Al Bahjah TV.

Buya Yahna menjelaskan para imam besar dan ulama, siapapun yang tidak membaca niat puasa pada malam hari dan tidak melaksanakan sahur maka puasanya tidak sah.

Namun, Buya Yahya memaparkan bahwa menurut Sayyid Alwi Assegaf Mufti Makkah, yakni orang awan harus diberikan fatwa yang sesuai dengan keadaan mereka.

"Akan tapi kita ingat Sayyid Alwi Assegaf Mufti Makkah waktu itu menulis mengingatkan kita, untuk orang awam kita perlu memberikan fatwa yang paling sesuai dengan keadaan mereka," kata Buya Yahya.

Baca Juga: Fix Ikatan Cinta Beneran Pindah Jam Tayang, di Jadwal Acara TV RCTI Selasa 20 April 2021

Menurutnya jika seseorang tidak membaca niat puasa pada malam hari karena lupa dan bukan disengaja maka puasanya tetap boleh dikerjakan dan tetap sah.

"Jika memang kasusnya benar-benar lupa, bukan dia main-main. Subhanallah mungkin karena kesibukannya atau apa, sampai dia lupa tidak niat di malam harinya, sahur pun dia ingin sahur tapi lupa tidak baca niat," kata Buya Yahya.

"Maka jawabnya, lanjutkan piasa, dan ikut mazhab imam Abu Hanifa yang memperkenankan niat di pagi hari," terang Buya Yahya.

Ia menjelaskan, menurut mazhab Abu Hanifa seseorang yang lupa membaca niat puasa pada malam hari namun ingin berpuasa tetap bisa membaca niat puasa pada pagi hari dan melakukan puasa.

Baca Juga: Empat Menteri Presiden Jokowi dan Gubernur BI Jadi Anggota MWA UGM Periode 2021-2026, Berikut Daftarnya

Meski begitu, Buya Yahya menekankan jika mazhab Abu Hanifa hanya boleh digunakan pada waktu darurat. Ia mencontohkan ketika seseorang masih terjaga pada malam hari maka ia wajib membaca niat (puasa) malam itu. Tidak diperbolehkan membaca niat besok pagi dengan alasan mengikuti mazhab Abu Hanifa.

Adapun bacaan niat puasa adalah sebagai berikut,

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Latin: “Nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta'aalaa,”

Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.”

Baca Juga: Astra Honda Motor (AHM) Hadirkan Pilihan Warna Baru New Honda Vario 125, Ini Pilihan Warnanya

Menurut mazhab Maliki, karena bacaan niat puasa sama setiap harinya, sebenarnya tidak ada Fariq (titik perbedaan) antara niat sebulan berpuasa di awal Ramadhan dan hari berikutnya.

Puasa Ramadhan adalah satu jenis ibadah yang dilakukan sepanjang hari bulan Ramadhan sehingga seperti sebuah satu kesatuan.

Adapun Syekh Muhammad bin Yusuf al-Ghurnathi, salah seorang pakar fiqih mazhab Malikiyah menegaskan:

“Dan cukup niat sekali untuk puasa yang wajib dilakukan secara terus-menerus. Imam al-Lakhmi mengatakan, Adapun puasa yang wajib dilakukan terus-menerus seperti Ramadhan, dua bulan puasa dhihar, puasa denda pembunuhan, orang yang bernazar puasa pada hari tertentu, orang yang bernazar terus-menerus berpuasa yang tidak ditentukan harinya, maka niat di awal mencukupi untuk keseluruhannya.”***

 

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah