Inilah Pekerjaan Langka yang Membuat Pria Ini Dekat dengan Tuhan

20 Juni 2020, 09:05 WIB
Intinanul Ichwan bersama isteri. /(dok. pribadi)

PORTAL JOGJA - Pekerjaan satu ini butuh nyali. Tidak semua orang sanggup menjalani pekerjaan yang membutuhkan keberanian dan ilmu yang cukup.

Memandikan jenazah. Inilah pekerjaan yang tidak populer tapi sangat dibutuhkan.

Adalah Intinanul Ichwan, 57 tahun, warga Notoprajan, Kecamatan Ngampilan Yogyakarta yang telah dua puluh tahun menjadi pekerja yang memandikan jenazah (rukti).      

Baca Juga: Setelah Kakaknya Terlindas Bus, Adiknya Menyusul Meninggal Dunia

Ichwan menjadi petugas rukti jenazah di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta sejak tahun 2001. Namun, pria yang hobi bermain bulutangkis ini  telah puluhan tahun menjadi karyawan di rumah sakit.

Ia pensiun tahun 2016. Namun, RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta tetap mempekerjakan Ichwan sebagai petugas rukti jenazah.

Bahkan, pria yang dikenal supel dan ramah ini juga ditugasi memandikan jenazah di RSU PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman.

Baca Juga: Ingin Sembuh dengan Terapi Al-Quran atau Gunakan Obat-obatan ?

"Alhamdulillah. Saya melaksanakan pekerjaan ini dengan baik-baik saja," kata Ichwan.

Handphone tak pernah mati. Karena ketika terdengar nada dering yang dijadikan kode, Ichwan harus bergegas menuju rumah sakit.

Suami Tri Subandiah ini telah memandikan puluhan jenazah laki-laki. Bahkan, angkanya di atas seratus orang.

Kali pertama memulai pekerjaan ini, Ichwan mengaku pernah mengalami takut. Namun, waktu yang kemudian membuat Ichwan melupakan rasa takut.

Baca Juga: Senggol Jerami di Jalan, Pemuda Terlindas Bus, Lalu Meninggal Dunia

Ia justru semakin mencintai pekerjaan memandikan jenazah. Lantas, apa saja kisah yang dialami selama memandikan jenazah?

Ayah dari tiga anak ini memandikan jenazah dengan latar belakang berbeda. Mulai umur anak-anak remaja hingga dewasa. Juga latar belakang kehidupan yang tidak sama.

Ada yang meninggal karena faktor usia. Ada yang meninggal didahului sakit. Ada pula yang meninggal karena kecelakaan.

Ichwan memperlakukan masing-masing jenazah dengan cara beda. Karena ada istilah 'meninggal biasa' dan 'meninggal istimewa'.

Baca Juga: Bagaimana Berkendara yang Aman pada New Normal? Ini Caranya

"Meninggal biasa itu lumrah. Sementara meninggal istimewa itu karena kecelakaan atau faktor lain yang membuat anatomi jenazah tidak utuh lagi," terangnya. 

Contohnya saat memandikan jenazah Minggu lalu. Jenazah laki-laki meninggal dunia di rumah.

Namun, jenazah baru diketahui sekitar lima hari kemudian. 

"Saya tidak ingin menceritakan secara detil. Tapi, kondisinya sangat istimewa. Butuh penanganan berbeda," ujarnya.

Baca Juga: BUMN Buka Lowongan Kerja, Terbuka bagi Lulusan SMA, SMK, D3 dan S1

Apakah pernah memandikan jenazah karena Covid-19? Ichwan menggelengkan kepala. Pasalnya, pengurusan jenazah karena  virus Corona harus dengan protokol tersendiri. 

Ichwan mengaku mendapatkan banyak pelajaran dan hikmah dari pekerjaan memandikan jenazah.

Ia menjadi semakin dekat dengan Allah SWT. Ia ingin memanfaatkan sisa waktu hidup untuk kebaikan. Memberi manfaat bagi orang lain. 

"Saya harus menyiapkan diri sebelum kelak nyawa diambil Allah SWT," katanya. (*)

 

        

 

Editor: Azam Sauki Adham

Tags

Terkini

Terpopuler