Kemenag Izinkan Salat Tarawih dan Salat Idul Fitri Berjamaah, Ini Syarat-syaratnya

6 April 2021, 07:49 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas umumkan masyarakat boleh solat tarawid dan idul fitri berjamaah. /Humas Kemenag

PORTAL JOGJA - Kementerian Agama mengizinkan pelaksanaan salat tarawih dan salat Idul Fitri 1442 Hijriyah secara berjamaah saat masa pandemi covid-19.

Syaratnya tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Berikut ini syarat lainnya yang harus dipenuhi sesuai ketentuan dari pemerintah.

Dalam surat edaran Nomor 3 Tahun 2021 yang diterbitkan pada Senin, pelaksanaan tarawih dan salat Idul Fitri dibatasi hanya 50 persen dari total kapasitas tempat yang digunakan.

Baca Juga: 80 Lumba-lumba Mati dan Terdampar di Ghana. Pemerintah Ingatkan Jangan Makan Dagingnya!

Baca Juga: Memes Prameswari dan Ikatan Cinta Episode 228 Ada di Jadwal Acara RCTI Hari Ini, Selasa, 6 April 2021

"Salat Idul Fitri 1 Syawal 1442 H/2021 M dapat dilaksanakan di masjid atau di lapangan terbuka dengan memerhatikan protokol kesehatan secara ketat, kecuali jika perkembangan covid-19 mengalami peningkatan berdasarkan pengumuman Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 untuk seluruh wilayah negeri atau pemerintah daerah di daerahnya masing-masing," demikian bunyi surat edaran yang ditandatangani Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Begitupun dengan salat fardu, tarawih, tadarus Al Quran yang juga harus memerhatikan protokol kesehatan dalam pelaksanaannya.

Baca Juga: Arie Untung Bahas Isi Surat Wasiat Pelaku Teror: Dia Bunuh Diri Atas Nama Tuhan, Tuhan yang Mana?

Baca Juga: 9 Tips Cara Membersihkan Kamar Mandi Agar Keseharian Anda Menjadi Lebih Nyaman

"Salat fardu lima waktu, salat tarawih dan witir, tadarus Al Quran, dan iktikaf dengan pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50 persen dari kapasitas masjid/musala dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak aman satu meter antarjamaah, dan setiap jamaah membawa sajadah/mukena masing-masing," katanya dikutip dari ANTARA, Selasa 6 April 2021.

Sementara acara pengajian, ceramah, taushiyah, kultum Ramadhan dan kuliah Subuh, dibatasi paling lama dengan durasi waktu 15 menit. Peringatan Nuzulul Quran di masjid/musala pun mesti dilaksanakan dengan pembatasan jumlah jemaah paling banyak 50 persen.

Baca Juga: Atta Halilintar Buka Suara Terkait Acara Pernikahannya: Nikah Juga Disalah-salahin

"Surat Edaran ini bertujuan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan protokol kesehatan, sekaligus untuk mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungi masyarakat dari risiko covid-19," kata Menag.

Surat edaran ini sedikit berbeda dengan tuntunan yang sebelumnya diterbitkan Muhammadiyah. Pengurus Pusat Muhammadiyah menerbitkan surat edaran tuntunan ibadah saat Ramadan dalam kondisi darurat pandemi covid-19, salah satu poinnya mengatur soal pelaksanaan ibadah salat tarawih agar dilakukan di rumah masing-masing.

Dalam surat tuntunan tersebut menerangkan shalat fardu maupun shalat tarawih hendaknya dilakukan di rumah masing-masing apabila di lingkungan sekitar tempat tinggalnya ada kasus penularan covid-19.

Baca Juga: 5 Pengobatan Rumahan Ini Ampuh Untuk Memutihkan Ketiak Anda yang Gelap

Namun apabila di sekitar tempat tinggalnya tidak ada kasus penularan Covid-19, shalat tarawih dapat dilaksanakan di masjid dengan menerapkan protokol kesehatan seperti saf berjarak, menggunakan masker.

Begitu pula dengan shalat Idul Fitri, jika di lingkungan sekitar rumahnya tidak ada kasus penularan maka umat dapat melaksanakannya di lapangan kecil atau tempat terbuka dan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Shalat Idul Fitri bagi masyarakat yang di sekitar tempat tinggalnya ada penularan Covid-19 dalam dilakukan di rumah," katanya.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler