Terima Zayed Award 2024, Muhammadiyah Terus Berkomitmen Jalankan Peran Kemanusiaan

- 6 Februari 2024, 14:10 WIB
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir saat menerima penghargaan Zayed Award 2024 yang diberikan kepada Muhammadiyah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir saat menerima penghargaan Zayed Award 2024 yang diberikan kepada Muhammadiyah. /Istimewa/

PORTAL JOGJA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir sampaikan rasa terima kasih atas penghargaan Zayed Award 2024 yang diberikan kepada Muhammadiyah.

Haedar menyampaikan, Zayed Award yang diberikan kepada Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama menjadi berkah bagi gerakan dua Ormas Islam terbesar di Indonesia ini.

“Dengan adanya penghargaan ini kami semakin semangat untuk terus bekerja maksimal dalam menjalankan peran kemanusiaan di tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional,” tutur Haedar dalam sambutannya saat menerima Zayed Award 2024 pada Senin (5/2) malam bertempat di The Founder’s Memorial.

Baca Juga: Event Hari Ini di Yogyakarta, Ada Event Menyambut Imlek di Berbagai Pusat Perdagangan

Haedar menyebutkan penghargaan Zayed ini Muhammadiyah persembahkan khusus kepada dunia kemanusiaan universal yang bekerja tanpa kenal lelah untuk menciptakan persaudaraan, perdamaian, kebaikan, toleransi, kebijaksanaan dan kemajuan bagi semua orang tanpa diskriminasi.

“Kami akan terus meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak di tingkat global, khususnya dengan The Higher Community of Human Fraternity (HCHF) dan The Muslim Council of Elders (Majelis Hukama Al-Muslimin) dalam peran persaudaraan universal dan kemanusiaan, khususnya yang mengedepankan kebijaksanaan, keadilan, nilai-nilai dan karakter yang mandiri dan moderat di dunia,” imbuh Haedar.

Haedar mengungkapkan, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam sejak lahirnya pada tahun 1912 hadir untuk persaudaraan kemanusiaan bagi seluruh umat. Muhammadiyah yang berlandaskan teologi Al-Ma'un mempunyai pengalaman sejarah yang mendalam tentang gerakan Islam moderat dalam mengedepankan cara hidup bersama dalam pola pikir terbuka, toleran, peran kemanusiaan, dan lingkungan damai meskipun ada keberagaman agama, suku, budaya dan kelompok sosial dalam masyarakat di Indonesia.

“Dalam pandangan Muhammadiyah, dakwah Islam adalah upaya penerapan Islam dalam kehidupan nyata sebagai sarana transformasi sosial menuju kemajuan, kebaikan, keadilan, kesejahteraan, dan terpenuhinya kepentingan umum tanpa memandang ras, suku, kelompok sosial, agama, jenis kelamin,” tegas Haedar.

Selain itu, Muhammadiyah juga mengembangkan persaudaraan kemanusiaan dalam kehidupan bermasyarakat melalui pembangunan lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, kepedulian sosial, pemberdayaan ekonomi, pengembangan masyarakat dan upaya lainnya.

“Gerakan ini kami namakan “Muhammadiyah for All”, Muhammadiyah untuk Semua. Di wilayah timur Indonesia, seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur, mayoritas penduduknya beragama non muslim , Muhammadiyah telah membangun lembaga-lembaga inklusif, termasuk hadirnya empat universitas di Papua dan dua universitas di NTT. Muhammadiyah menggalakkan integrasi sosial bagi warga sekitar yang sebagian besar beragama Kristen dan Katolik,” jelas Haedar.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x