Petugas Medis di Gaza Mendapat Intimidasi dari Tentara Israel, Digeledah Hingga Ditelanjangi

- 13 Desember 2023, 21:54 WIB
Pemandangan udara dari tenda-tenda darurat warga Palestina, yang mengungsi akibat Israel di Gaza. Mereka mengungsi di dekat perbatasan Mesir, Penyeberangan Rafah pada 07 Desember 2023.
Pemandangan udara dari tenda-tenda darurat warga Palestina, yang mengungsi akibat Israel di Gaza. Mereka mengungsi di dekat perbatasan Mesir, Penyeberangan Rafah pada 07 Desember 2023. /Anaddolu/

PORTAL JOGJA - Para petugas medis di Jalur Gaza terus mendapatkan intimidasi dari tetara Israel saat menjalankan misi kemanusiaan di wilayah Palestina yang terkepung. Hal tersebut diungkapkan oleh perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Staf WHO melihat salah satu dari mereka (staf Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina/PRCS) diminta berlutut sembari ditodong senjata dan kemudian dibawa ke tempat tertutup. Di sana dia dilecehkan, dipukuli, ditelanjangi dan digeledah," kata WHO seperti dilansir dari ANTARA.

Perwakilan WHO di wilayah pendudukan Palestina, Richard Peeperkorn, mengungkapkan bahwa petugas medis di Jalur Gaza menghadapi kendala dalam menjalankan misi karena tentara Israel menginspeksi staf medis di pos-pos pemeriksaan.

Baca Juga: Kemeriahan TV Show Shopee 12.12 Birthday Sale, Penonton Terhibur

"Dua staf PRCS, yang sedang dalam perjalanan ke Gaza utara, ditahan selama lebih dari satu jam oleh tentara Israel, tidak boleh ada seorang pun petugas medis yang ditahan," kata Peeperkorn.

WHO juga mengungkapkan truk bantuan yang membawa pasokan medis dan salah satu ambulans yang membawa pasien dari Rumah Sakit Al-Ahli tertembak saat memasuki Kota Gaza dan dalam perjalanan kembali menuju Gaza selatan.

"Iring-iringan medis kembali dihentikan di pos pemeriksaan yang sama, di mana staf PRCS dan sebagian besar pasien diharuskan meninggalkan ambulans untuk pemeriksaan keamanan," sebut WHO.

WHO mengungkapkan pasien-pasien kritis yang masih berada dalam ambulans digeledah oleh tentara bersenjata. Salah seorang dari dua staf PRCS yang ditahan sebelumnya dibawa untuk diinterogasi untuk kedua kalinya. hal ini membuat misi kemanusiaan dan penyaluran bantuan di Gaza berjalan sangat lambat.

Baca Juga: Serangan Israel Berpotensi Sebabkan 500 Ribu Warga Palestina di Gaza Alami Kelaparan

“PRCS kemudian melaporkan bahwa selama proses pemindahan, salah satu pasien yang terluka meninggal dunia akibat lukanya tidak segera ditangani, kata WHO.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: United Nations ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x