Israel dan Hamas Gencatan Senjata Sementara

- 22 November 2023, 13:58 WIB
Ilustrasi - Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Jabalia, rumah sakit Indonesia, di Jalur Gaza utara/ANTARA/REUTERS/Fadi Alwhidi/aa.
Ilustrasi - Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Jabalia, rumah sakit Indonesia, di Jalur Gaza utara/ANTARA/REUTERS/Fadi Alwhidi/aa. /

PORTAL JOGJA - Kantor Perdana Menteri Pemerintah (PM) Israel pada Rabu 22 November 2023, menyatakan pihaknya akhirnya menerima persetujuan dengan kelompok Hamas membebaskan 50 wanita dan anak-anak yang disandera di Gaza dengan imbalan gencatan senjata selama empat hari.

Sedangkan pihak Hamas juga menyebut pihak Israel setuju untuk melepaskan 150 wanita dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Dua pernyataan ini dikutip ANTARA dari Reuters.

Gencatan senjata ini akan memungkinan masuknya ratusan truk bantuan kemanusiaan, medis dan bahan bakar boleh ke seluruh wilayah Jalur Gaza. Walaupun sudah ada genjatan senjata, namun pihak Israel berencana meneruskan menyerang jalur Gaza setelah genjatan senjata sementara ini berakhir.

"Kita sedang berperang, dan perang akan terus berlanjut sampai semua tujuan kita tercapai," ucap PM Israel Benjamin Netanyahu dalam pidato menjelang rapat kabinet untuk membahas usulan kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata empat hari dengan Hamas, sebagaimana dikutip ANTARA dari Kantor Berita Anadolu.

Baca Juga: UMP DIY 2024 Diketok Sebesar Rp2.125.897,61

Sebelumnya sejumlah pihak sudah meminta segera diadakannya genjatan senjata di Gaza. Salah satunya Organisasi Penyelamatan Darurat Medis (MER-C) Indonesia yang membuat surat terbuka kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden. MER-C menuntut pemerintah Amerika Serikat (AS) segera menerapkan gencatan senjata di Gaza.

"Demi perdamaian dan kemanusiaan, kami menuntut agar anda (Presiden Biden) segera melakukan gencatan senjata," kata Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad dalam surat terbuka yang diterima di Jakarta pada Selasa 21 November 2023.

Dalam penyataan itu disebutkan pula agar AS tidak memberikan bantuan senjata pemusnah massal kepada Israel dengan alasan pembelaan diri. Ini disebut oleh Murad, sebagai tindakan yang bertentangan dengan sejumlah kesepakatan dan perjanjian internasional atas keberadaan Palestina.

"Anda telah melanggar aturan main internasional, menghina kewenangan PBB," katanya.

Baca Juga: Sinopsis Film Mortdecai, Kisah Pedagang Benda Seni Pecahkan Kasus Pencurian Lukisan

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x