Parlemen Rusia Tuduh Pembantaian di Bucha Ukraina Sandiwara Barat, Negara Eropa Mulai Usir Diplomat Moskow

- 6 April 2022, 05:07 WIB
Rusia sebut pembantaia Bucha sebagai 'pesanan' Amerika Serikat dan NATO/Reuters/Stringers
Rusia sebut pembantaia Bucha sebagai 'pesanan' Amerika Serikat dan NATO/Reuters/Stringers /

PORTAL JOGJA - Ketua Duma, majelis rendah parlemen Rusia, mengatakan bahwa pembunuhan warga sipil di kota Bucha, Ukraina, adalah bagian dari tindakan curang Barat untuk mendiskreditkan Rusia.

"Situasi di Bucha adalah provokasi untuk mendiskreditkan Rusia," kata Vyacheslav Volodin.

"Washington dan Brussels penulis skenario dan sutradaranya, dan Kiev adalah aktor-aktornya," kata Volodin. "Tidak ada fakta, hanya kebohongan."

Sejak pasukan Rusia ditarik mundur dari kota-kota di sekitar ibu kota Ukraina, Kiev, pekan lalu, tentara Ukraina telah memperlihatkan kepada wartawan mayat-mayat yang mereka sebut sebagai warga sipil yang dibunuh oleh pasukan Rusia, rumah-rumah yang hancur dan mobil-mobil yang dibakar.

Baca Juga: Korban Warga Sipil Ukraina bertambah, AS dan Eropa Siapkan Sanksi Baru, Desak Rusia Keluar dari Badan HAM PBB

Namun Rusia membantah semua tuduhan itu.

Wali Kota Bucha pada Minggu mengatakan 300 warganya telah tewas selama kotanya diduduki oleh Rusia.

Di kota yang berjarak hanya 37 km dari ibu kota Kiev itu terlihat mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan. Tangan dan kaki para korban tewas menyembul dari liang kuburan massal yang masih terbuka di halaman sebuah gereja.

Amerika Serikat dan Eropa pada Selasa berencana menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia atas pembunuhan warga sipil di Ukraina, sementara Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan jumlah korban yang ditemukan mungkin akan bertambah.

Terkait hubungan diplomatik, Denmark mengusir 15 diplomat Rusia. Hal itu dilakukan setelah adanya laporan temuan kuburan masal dan pembunuhan warga sipil di Kota Bucha, Ukraina.

Baca Juga: Sri Lanka Dilanda Krisis Ekonomi, Sejumlah Menteri Mundur, Presiden Undang Parpol untuk Bergabung

"Ini adalah contoh lain dari kebrutalan, kekejaman dan kejahatan perang, yang tampaknya terjadi di Bucha," kata Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Kofod saat konferensi pers.

Langkah itu dilakukan usai sederet negara Uni Eropa seperti Prancis, Italia dan Jerman pada Senin mengatakan akan menyuruh pulang diplomat Rusia.

Moskow, yang mengeklaim gambar-gambar eksekusi warga sipil di Bucha sebagai produk palsu Ukraina dan propaganda Barat yang bertujuan untuk menurunkan wibawa Rusia, menegaskan akan membalas pengusiran tersebut, RIA Novosti melaporkan.

Kementerian Luar Negeri Denmark menyebutkan bahwa mereka tidak ingin memutuskan hubungan diplomatik dengan Moskow dan bahwa duta besar Rusia dan seluruh kedutaan bukan bagian dari pengusiran.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah