PORTAL JOGJA - Presiden Rusia memberikan izin militernya melakukan invasi ke Ukraina. Sejumlah instalasi penting dan militer dihancurkan oleh tentara Rusia.
Rusia melakukan serangan udara menggunakan pesawat tempur, rudal dan mortir. Selain itu juga mengerahkan tank-tank untuk masuk dari perbatasan.
Rusia melakukan serangan atau invasi militer ke Ukraina setelah mengekui kemerdekaan dua negara yakni Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk.
Dua negara ini memisahkan diri dari Ukraina dengan dukungan penuh Rusia. Presiden Rusia, Vladimir Putin memberi perintah untuk melancarkan serangan militer terhadap Ukraina dan dimulai pada Kamis kemarin.
Baca Juga: Dolar Melonjak Tertinggi Akibat Rusia Invasi Ukraina, IMF Menyatakan Prihatin
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa setiap tentara Rusia yang dikerahkan ke Ukraina timur tidak akan menjadi "penjaga perdamaian" seperti yang ditegaskan oleh Moskow.
Guterres juga menolak klaim Presiden Vladimir Putin bahwa genosida etnis Rusia sedang dilakukan di sana.
Di lain pihak, Amerika Serikat tidak menerima pembenaran Rusia untuk mengerahkan pasukan sebagai "penjaga perdamaian", menyebutnya sebagai "omong kosong" dan menuding Moskow mencari dalih untuk berperang.
"Ketika pasukan dari suatu negara memasuki wilayah negara lain tanpa izin tuan rumah, mereka bukan penjaga perdamaian yang netral. Mereka sama sekali bukan penjaga perdamaian," kata Guterres dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Rohimah Alli Lupakan Kiwil, Mantap Menikah dengan Pria Turki, Ini Dia Namanya