Warga Afghanistan Jual Barang ke Pasar Loak,Demi Bertahan Hidup

- 19 September 2021, 05:17 WIB
Ilustrasi warga Afghanistan saat mengungsi usai Kabul jatuh
Ilustrasi warga Afghanistan saat mengungsi usai Kabul jatuh /REUTERS/Florion Goga

PORTAL JOGJA - Taliban berhasil kuasai Kabul sebulan terakhir. Namun, apa yang terjadi setelah 4 pekan jatuhnya ke tangan Taliban. Bukannya makin tambah sejahtera rakyat Afghanistan, tetapi malah dilanda krisis ekonomi dan kemanusiaan.

Tidak hanya krisis ekonomi, tetapi juga bencana kelaparan dan kekeringan yang dirasakan oleh sebagian orang yang tinggal pedesaan. Upaya pemerintah setempat atasi krisis dengan melakukan pembangunan selama 20 tahun terakhir.

Tetap saja kesenjangan sosial sering terjadi. Bahkan, muncul masalah kekeringan dan kelaparan dampak perang konflik yang berkepanjangan sampai akhirnya memicu krisis ekonomi. Hal ini mendorong orang-orang Afghanistan melakukan berbagai cara mempertahankan hidup.

Baca Juga: 1 Bulan Afghanistan Dikuasai Taliban, Ancaman Kriris Ekonomi, Kelaparan dan Kemausiaan

Demi Pertahankan Hidup, Jual Harta Benda

Semakin sulitnya hidup masyarakat Afghanistan setelah Taliban memutuskan mengambil alih negara tersebut, membuat warganya rela menjual harta benda berharga mereka.

Hal ini dilakukan untuk bisa bertahan hidup dibawah tekanan Taliban. Krisis ekonomi yang makin terasa membuat warga Afghanistan tidak punya pilihan.

Sebanyak 18 juta warga Afghanistan yang belum bisa melarikan diri dari pemerintahan Taliban, kini bergantung pada bantuan asing.

Warga Afghanistan juga bertahan hidup dengan menjual barang-barang mereka ke pasar loak di ibu kota Kabul, bahkan menawarkan dengan harga terendah.

Dilansir Portaljogja.com dari laman channelnewsasia.com ada fenomena baru di Afghanistan munculnya pasar dadakan yang menjual barang-barang peralatan rumah tangga.

Baca Juga: Rizky Billar dan Lesti Kejora, Makin Populer dengan Mengelola Isu Hamil

Pasar loak yang ada di kota Kabul diduga berasal dari warga Afghanistan yang putus asa. Terlihat piring gelas dan peralatan dapur, bahkan dijumpai juga televisi tahun 1990-an, mesin jahit Singer tua.

Bukan hanya itu, tempat tidur bekas, sofa hingga karpet yang ditumpuk di luar sudut toko. Sementara itu, penarikan uang tunai terbatas hanya diizinkan menarik $200( 2,8 juta)

"Kami tidak punya apa-apa untuk dimakan, kami miskin dan kami terpaksa menjual barang-barang ini," kata Mohammad Ehsan, yang tinggal di sebuah permukiman di lereng bukit Kabul.

Ehsan menyebut Ia pernah bekerja buruh proyek bangunan, tetapi dibatalkan alasan tidak jelas. Kondisi membuat mereka melakukan apa saja untuk mempertahankan hidup.

Baca Juga: Guinness World Records Catat Olivier Rioux Sebagai Remaja Tertinggi di Dunia Yang Masih Hidup

"Orang-orang kaya berada di Kabul, tetapi sekarang semua orang telah melarikan diri," katanya.

Sebelum Taliban ambil alih keadaan Afghanistan memang negara miskin, kekurangan makanan sampai akhirnya tekanan besar akibat wabah covid-19. Kondisi ini mendorong negara-negara barat untuk menekan bantuan yang menopang ekonomi Afghanistan.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: channelnewsasia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah