PORTAL JOGJA - Kementerian Luar Negeri Turki Minggu malam menolak laporan yang mengklaim bahwa Inggris berencana untuk mendirikan pusat suaka bagi pengungsi Afghanistan di negara ketiga, termasuk Turki.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian mengatakan laporan mengenai pendirian pusat-pusat tersebut tidak mencerminkan kebenaran, mencatat bahwa tidak ada permintaan resmi yang dibuat dari negara mana pun sejauh ini.
“Tidak mungkin bagi kami untuk menerimanya bahkan jika permintaan seperti itu dibuat dalam hal ini,” kata kementerian seperti dilansir dari Daly Sabah.
Baca Juga: Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Gelar Kompetisi Bidang Komunikasi se-Jawa
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menulis sebuah artikel di Mail On Sunday, yang mengatakan, "Serangkaian 'pusat pemrosesan' akan didirikan di negara-negara tetangga Afghanistan untuk para pengungsi yang berhasil melarikan diri. Jika mereka dapat menetapkan hak mereka untuk datang ke Inggris , mereka akan diterbangkan ke Inggris."
Meskipun nama negara tidak disebutkan dalam artikel tersebut, The Mail on Sunday merujuk pada Turki dan Pakistan di dalamnya. Beberapa media juga mengacu pada artikel yang dimaksud.
Para pejabat Turki telah mengatakan kepada negara Barat bahwa mereka tidak dapat menangani gelombang migrasi lain, karena telah menampung lebih dari 4 juta pengungsi Suriah.
Pada hari Minggu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Presiden Dewan Eropa Charles Michel bahwa Turki tidak dapat mengambil tanggung jawab negara-negara Eropa mengenai pengungsi Afghanistan.
Turki telah menjadi titik transit utama bagi para pencari suaka yang mencoba menyeberang ke Eropa untuk memulai kehidupan baru, terutama mereka yang melarikan diri dari perang dan penganiayaan.
Kekhawatiran telah meningkat atas kemungkinan lonjakan pengungsi dari Afghanistan karena penarikan AS dari negara itu setelah dua dekade dan gelombang serangan Taliban berikutnya.