Kekerasan Terhadap Perempuan di China Terjadi 7,4 Detik Sekali: Simbol Kekuatan Patriarki

- 18 Mei 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan./
Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan./ /Pixabay

PORTAL JOGJA - Menurut organisasi perempuan terbesar di China, All China Women’s Federation yang telah berdiri sejak tahun 1949, kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT terhadap perempuan terjadi 7,4 detik sekali.

Sekitar 94.200 perempuan melakukan bunuh diri terkait dengan kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya, menurut studi tahun 2016.

China adalah negara yang memegang tinggi patriarki dalam konfusianisme. Di beberapa daerah, pemukulan terhadap istri dianggap sebagai simbol dari kekuatan patriarki.

Baca Juga: Menlu AS Anthony Blinken Minta Bukti Kepada Israel tentang Keberadaan Hamas di Gedung yang Dibom

Dalam konfusianisme dikenal kepatuhan dan peran yang lebih rendah dari perempuan terhadap laki-laki untuk menjaga keharmonisan keluarga.

“Beberapa pria bahkan membicarakan dengan sesamanya bagaimana memukul istri dan anak mereka. Mereka tidak berpikir bahwa itu tidak bermoral, mereka bahkan merasa bangga melakukan hal itu,” ujar Ma Sainan, kepala pengacara yang menangani perkara perkawinan dan keluarga di Firma Hukum Jiali.

Beberapa perempuan mencoba melawan ketika mereka dipukuli hingga hampir merenggut nyawa. Namun, pembelaan diri ini berbuah kematian terhadap pasangannya.

Tak jarang, pembelaan diri tersebut berbuah penjara bagi pihak perempuan yang mendapatkan KDRT.

Yang Xi yang buta telah enam tahun dipukuli oleh suaminya. Bukan hanya dirinya yang dipukuli, namun juga anak dan ibu dari Yang Xi.

Halaman:

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Chanel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah