Dosen Teknik Mesin UGM Raih Guru Besar dengan Kembangkan Pesawat Tanpa Awak

- 21 Mei 2024, 19:11 WIB
Dua pesawat tanpa awak hasil karya inovasi Dosen Fakultas Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Gesang Nugroho
Dua pesawat tanpa awak hasil karya inovasi Dosen Fakultas Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Gesang Nugroho /humas UGM/

PORTAL JOGJA - Dua buah pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dipamerkan di Balairung UGM, Selasa (21/5). Dua buah pesawat tersebut dinamakan Palapa S-1 dan Palapa S-2. Untuk pesawat Palapa-S1 dikembangkan selama 2,5 tahun lalu dan memiliki kemampuan terbang selama 6 jam tanpa berhenti.

Sedangkan untuk pesawat kedua, memiliki kemampuan daya terbang selama 10 jam. Selain dikemudikan tanpa awak, pesawat UAV Palapa S1 memiliki jarak jangkau hingga 50 hingga 300 kilometer yang bisa digunakan untuk kepentingan pemetaan, pemantauan bencana hingga kegiatan surveilans.

Kedua pesawat ini merupakan hasil karya inovasi Dosen Fakultas Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Gesang Nugroho, ST., MT., IPM., yang dikukuhkan sebagai Guru Besar.

Selama 12 tahun mengembangkan pesawat tanpa awak, Gesang juga telah berhasil meraih dua paten terkait pencetakan komposit dengan bantuan tekanan balon yang diberi nama Bladder Compression Moulding (BCM) pada pesawat tanpa awak yang sudah ia kembangkan.

Baca Juga: Festival Dalang Anak dan Remaja Sleman, Lestarikan Seni Tradisional 

Gesang menyampaikan dua pesawat yang memiliki Panjang 2 meter dan 3,3 meter ini sudah dilengkapi sistem autopilot dan kemampuan jelajah terbang sesuai dengan titik koordinat.

“Selama terbang akan mampu mengambil foto dan video akan dikirim pada ground control station. Bedanya Palapa S-1 mampu terbang 6 jam nonstop, palapa S-2 bisa terbang 10 jam nonstop, “ katanya.

Untuk UAV S-1 sudah menggunakan telemetri wifi internet dengan jarak tempuh mencapai sejauh 50 kilometer. Menurutnya, Palapa S-1 memiliki kemampuan daya jangkau hingga 300 km namun komunikasi foto dan video terputus. Sedangkan pada Palapa S-2 menggunakan telemetri satelit sehingga memiliki kemampuan daya jangkauan tak terbatas. Namun pesawat yang kedua ini, belum selesai dikembangkan.

“Belum selesai, nantinya akan dilengkapi sistem autopilot dan sistem komunikasinya menggunakan telemetri satelit sehingga tak terbatas. jangkauannya. Saat ini baru tahap fase membuat bodinya,” jelasnya

Meski masih menggunakan tingkat komponen dalam negeri besar 25-30 persen namun gesang optimis pengembangan pesawat tanpa awak di tanah air akan terus berkembang karena diperlukan tidak hanya untuk kepentingan militer namun juga bisa digunakan untuk kepentingan pemetaan, surveilans, dan pemantauan bencana serta untuk kepentingan pertanian.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah