Gadis Remaja Dipaksa Menjadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Suriah, Katanya Dibayar Rp21,6 Juta

- 3 Mei 2021, 08:35 WIB
ilustrasi gadis remaja yang dipaksa untuk menjadi pelaku bom bunuh diri/Mostafa Meraji/Unsplash
ilustrasi gadis remaja yang dipaksa untuk menjadi pelaku bom bunuh diri/Mostafa Meraji/Unsplash /

PORTAL JOGJA - Seorang perempuan berusia 27 tahun dari Raqqa, Suriah dan sepupunya yang berusia 17 tahun dipaksa menjadi pelaku bom bunuh diri.

Kantor berita Turki, Anadolu Agency melaporkan bahwa mereka ditawari imbalan U$1.500 atau sekitar Rp21,6 juta untuk melakukan hal tersebut.

Yekîneyên Parastina Gel (YPG) atau Satuan Perlindungan Rakyat dari etnis Kurdi yang berada di Suriah disebut bagian dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang menurut pemerintahan Turki mencoba untuk memisahkan wilayah Kurdi dari Turki.

Baca Juga: Mutasi Covid-19 India Pertama di Malaysia, Angka Kasus Positif Harian Naik Di Atas Angka 3000 Per Hari

Kelompok YPG disebut sering mendatangkan teror yang bertujuan untuk membuat kekacauan dan menjadi musuh dari pemerintah Turki danmmenyebut mereka kelompok teroris.

Seorang perempuan, NM yang berusia 27 tahun dan sepupunya yang baru berusia 17 tahun mengaku dipaksa kelompok YPG untuk menjadi pelaku bom bunuh diri.

NM dan sepupunya yang tinggal di daerah kekuasaan YPG di Manbij, Surian mengaku awalnya diculik ketika seorang pria bernama sandi ‘Haji’ menawarkan mereka U$1.500 atau kira-kira Rp21,6 juta sebagai imbalan untuk mengirimkan barang kepada seseorang di Afrin, Suriah.

Baca Juga: Laga Manchester United vs Liverpool Ditunda Karena Stadion Old Trafford Diserbu Suporter

“Kami awalnya tidak menerimanya karena kami tidak ingin keluar dari Manbij,” ujar NM seperti ditulis Daily Sabah dan dikutip Portaljogja.com.

“Saya tidak menerima tawaran tersebut dengan alasan anak-anak dan suami saya sakit. Kemudian dia menunjukkan video di ponselnya,” ujar NM seraya bercerita bahwa video tersebut merupakan rekaman pemerkosaan yang dilakukan terhadap sepupunya yang baru berusia 17 tahun.

N.M. terpaksa setuju melakukan pengiriman barang, namun tidak mengetahui bila barang yang dikirim awalnya adalah bom.

Barang yang dikirim berupa rompi tebal. Sebuah ponsel juga diberikan sebagai sarana komunikasi mereka dengan ‘Haji’.

“Satu-satunya tujuan kami adalah memberikan barang-barang itu kepada seorang wanita,” ujar NM yang menyatakan bahwa dia dan sepupunya tidak menyadari bahwa mereka dikirim sebagai pelaku bom bunuh diri.

Kedua perempuan tersebut diminta untuk pergi ke sebuah masjid, memencet kancing dan memotong kabel biru di rompi yang mereka bawa.

“Putri paman saya mencoba membukanya tetapi dia tidak bisa. Kemudian pasukan keamanan datang,” ujar NM. Saat itulah dirinya dan sepupunya baru menyadari apa yang dibawa.

Dia mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah membawa rompi itu jika mereka tahu bahwa rompi itu berisi bahan peledak.

“Jika saya tahu saya membawa bom, saya akan mengatakan tidak,” ujar RM sembari menekankan bahwa dia terpaksa menuruti tuntutan teroris karena takut keluarganya akan disakiti para teroris.

Turki menyebut YPG adalah organisasi teroris yang didukung oleh AS.

Bagi Turki, organisasi hak asasi manusia telah mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia oleh YPG termasuk penyiksaan, perekrutan tentara anak-anak dan pembakaran gedung-gedung sipil.

YPG yang merupakan sayap militer dari orang-orang Kurdistan berjuang untuk memisahkan diri dari Turki sejak lama.

Orang-orang Kurdi disebut sebagai kelompok etnis terbesar di dunia yang tidak memiliki negara. Etnis ini tersebar di wilayah Turki, Armenia, Iran, Irak dan Suriah.

Sebagai etnis minoritas di negara-negara tersebut, etnis Kurdi mendapatkan banyak diskriminasi untuk menghapus jati dirinya sebagai etnis Kurdi.

Dengan pecahnya konflik di Suriah, kini YPG menguasai kota-kota tertentu yang berbatasan dengan Turki. Kelompok ini disebut pemerintah Turki secara sistematis dan paksa mengusir orang Arab dari rumah mereka sejalan dengan kebijakan "Kurdifikasi" mereka di kota-kota tradisional Arab.

Meskipun begitu, AS dan Uni Eropa disebut berada di belakang partai yang dimasukkan ke dalam organisasi teroris oleh pemerintah Turki ini.***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x