TRT World seperti dikutip Portaljogja.com melihat masalah itu timbul ketika majalah Charlie Hebdo mencetak kartun ofensif terhadap Nabi Muhammad. Hal didukung oleh politisi Perancis. Charlie Hebdo juga mencetak kartun ofensif terhadap agama lain.
Hasil survei tersebut adalah bukti bahwa pelajar Prancis mungkin ingin keluar dari siklus kontroversial dan memiliki diskusi yang matang tentang peran agama dan sekularisme dalam masyarakat.
Salah satunya terlihat dari hasil pandangan siswa terhadap sekularisme. Hanya 11 persen siswa yang mendukung versi sekularisme negara Prancis, yang bertujuan untuk mengurangi pengaruh agama pada masyarakat. Ini adalah kemenangan dari Anglo-Saxon dan visi Islamis.
Siswa kelas pekerja yang tinggal bersama Muslim di beberapa lingkungan paling miskin di negara itu, dengan mayoritas 55 persen, percaya bahwa sekularisme Perancis mendiskriminasi Muslim.
Kesimpulan besar dari hasil survei Ifop memperlihatkan ada perubahan signifikan mengenai penerimaan sekularisme di Perancis dulu dan sekarang.***