Dokumen Rahasia RS Wuhan Bocor, Ada Fakta Baru Kapan Pandemi Covid-19 Dimulai

- 11 Januari 2021, 19:04 WIB
ILUSTRASI dokumen rahasia.
ILUSTRASI dokumen rahasia. /PEXELS/

PORTAL JOGJA - Sebuah dokumen rahasia kepunyaan RS Wuhan, bocor ke publik beberapa waktu terkahir.

Pada dokumen rahasia RS Wuhan yang bocor tersebut, disebutkan jika virus corona muncul di kota Wuhan setidaknya 3 bulan sebelum pemerintah China mengetahui adanya pandemi.

Menurut catatan medis di Kota Wuhan antara akhir September dan awal Desember 2019 lalu, terungkap jika terdapat pasien yang memiliki bentuk pneumonia baru dan misterius yang sedang dirawat di delapan rumah sakit.

Pada dokumen tersebut, setidaknya terdapat catatan bahwa ada 40 pasien yang dirawat dengan penyakit yang sebelumnya tak terlihat ini.

Baca Juga: Masa Pahit Awal Karir Thomas Djorghi, Jalan Kaki Berkilo-kilometer Hingga Tidur di Emperan Toko

40 pasien itu disebutkan memiliki gejala yang mirip dengan gejala Covid-19.

Sebagaimana dilansir dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel 'Dokumen RS Wuhan Bocor, Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Virus Corona di China', berdasarkan jumlah tersebut setidaknya ada 8 orang yang dinyatakan meninggal dunia dalam dokumen tersebut.

Bahkan dengan bocornya dokumen ini, para ahli menyakini jika ini adalah kasus awal virus corona.

Hal tersebut jelas bertentangan dengan pernyataan resmi pemerintah China tentang kapan Pandemi Covid-19 itu dimulai.

Baca Juga: Penyebar Berita Hoax Tragedi Sriwijaya Air Bakal Dijerat dengan Pasal Berlapis

Disisi lain, Ceijing menyatakan bahwa 'sekelompok kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya' pertama kali muncul pada 31 Desember 2019 di Wuhan.

Pemerintah China secara resmi menyatakan penyakit itu sebagai wabah virus coronabaru kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 9 Januari 2020 lalu.

Namun, dalam dokumen RS yang bocor tersebut menunjukkan jika wabah itu dimulai paling cepat pada 25 September 2019 lalu.

Dengan bocornya dokumen tersebut, para kritikus menyoroti sikap pemerintah China.

Baca Juga: Hari Pertama PPKM Tambah 8.692 Kasus Baru. Presiden Minta Masyarakat Disiplin Prokes

Mereka menilai seandainya pihak berwenang China menanggapi dengan cepat, pandemi global yang telah menewaskan 1,9 juta orang sejauh ini mungkin bisa dicegah.

Dokumen tersebut diperoleh oleh media Epoch Times, mereka menunjukkan bahwa pasien pertama yang dirawat karena pneumonia baru yang tidak dapat dijelaskan di RS Puren Riverside Wuhan adalah seseorang yang bernama Xiao Xgui, satu dari sepuluh orang yang dirawat di sana hingga awal Desember 2019.

Rumah sakit umum lainnya, Wuhan Yaxin, merawat sepuluh pasien dengan pneumonia serupa, yang kebanyakan terjadi pada Oktober 2019 lalu.

Kemudian di RS keenam di Wuhan, salah satu fasilitas medis utama mencatat 5 kematian akibat penyakit pneumonia baru, dengan 3 orang meninggal pada November dan awal Desember 2019 lalu.

Baca Juga: Pencarian Sriwijaya Air SJ 182 Diperluas hingga Perairan di Bekasi Jawa Barat

Satu pasien, Xu Xgan, jatuh sakit pada 1 Oktober dan meninggal pada 3 November 2019 lalu, berdasarkan dokumen yang bocor tersebut.

Ia pertama kali dirawat di Rumah Sakit Pusat Wuhan di mana dia diberi perawatan anti-infeksi, sebelum di rujuk ke RS lainnya.

Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Cina Wuhan, di Distrik Hankou, juga melaporkan tiga kematian pasien akibat pneumonia serupa yang tidak dapat dijelaskan pada Oktober dan November 2019. Rumah Sakit Kedelapan kota itu juga mencatat kasus pada periode yang sama.

Dikabarkan Daily Mail, pihak Epoch Time yang merupakan surat kabar kontroversial yang sangat kritis terhadap rezim Tiongkok, tidak memberikan komentar apapun terkait pembocoran dokumen tersebut.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Minta Pemerintah Batasi Kebijakan Impor Kedelai dan Galakkan Program Pertanian

Namun, para ahli yang telah mempelajari file tersebut mengatakan jika dokumen itu tampak asli.

Gilles Demaneuf, seorang ilmuwan data Prancis yang bekerja dengan kelompok yang menyelidiki asal-usul Covid-19, mengatakan bahwa 'temuan Epoch Times dapat dipercaya'.

"Kasus yang dicurigai (Covid-19) tidak berarti kasus yang dikonfirmasi, dan tidak boleh ditafsirkan seperti itu", ujarnya menambahkan.

Media South China Morning sebelumnya juga menerbitkan penyelidikan serupa pada tahun 2020, mereka menuliskan telah memperoleh catatan medis yang menunjukkan pasien jatuh sakit karena virus pada November 2019 lalu.

Dikatakan sembilan kasus yakni empat pria dan lima wanita berusia antara 39 dan 79, jatuh sakit dengan penyakit yang mirip dengan Covid-19 di dan sekitar Wuhan.*** (Rahmi Nurfajriani/Pikiran-Rakyat.com)

 

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah