Astronom Internasional Rilis Gambar Black Hole di Pusat Galaksi Bima Sakti, Dikelilingi Gas Bercahaya Super

13 Mei 2022, 10:22 WIB
Feryal Ozel dari Universitas Arizona menjelaskan tentang lubang hitam di Galaksi Bima Sakti Sgr A* dan membandingkannya dengan M87*. /tangkapan layar YouTube National Science Foundation/

PORTAL JOGJA – Tim astonom international yang dikenal sebagai The Event Horizon Telescope (EHT) Collaboration baru saja merilis gambar pertama lubang hitam supermasif yang berada di Pusat Galaksi Bima Sakti. Benda kosmik raksasa itu dikenal dengan nama Sagitarius A*.

Gambar yang diproduksi EHT seperti yang ditayangkan oleh kanal YouTube National Science Foundation merupakan konfirmasi atas keberadaan obyek tak terlihat tersebut dan muncul setelah gambar pertama lubang hitam atau black hole dari galaksi yang jauh.

Dilansir dari Al Jazeera,  para astronom percaya bahwa hampir semua galaksi, termasuk galaksi Bima Sakti, memiliki lubang hitam raksasa di pusatnya, di mana cahaya dan materi tidak dapat melepaskan diri hingga sulit untuk memperoleh gambarnya.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV Jumat 13 Mei 2022: Ada Film The Lord of The Rings The Two Tower dan Constantine

Diungkapkan, gambar yang dirilis tersebut tidak menggambarkan lubang hitam itu sendiri, karena lubang tersebut benar-benar gelap. Namun gas bercahaya yang mengelilingi lubang hitam, yang ukurannya empat juta kali lebih besar dari Matahari itu lah yang memantulkan cahaya.

Ilmuwan proyek EHT Geoffrey Bower, dari Academia Sinica Taiwan menyebutkan, pengamatan tersebut telah membuka wawasan bau tentnag bagaimana black hole beriteraksi dengan lingkungan mereka.

Sementara Feryal Ozel dari Universitas Arizona menyebut, black hole tersebut sebagai ‘raksasa lembut’ di pusat galaksi kita.  Sagitarius A* yang  disingkat Sgr A*, keberadaannya telah diasumsikan sejak 1974, dengan deteksi sumber radio yang tidak biasa di pusat galaksi.

Baca Juga: Cuaca Panas Terik? Cegah Dehidrasi dengan Semangka, Berikut Penjelasannya

Sebelumnya, pada tahun 1990-an, para astronom memetakan orbit bintang paling terang di dekat pusat Bima Sakti, mengkonfirmasi keberadaan objek kompak supermasif di tempat tersebut. 

Meskipun keberadaan lubang hitam dianggap sebagai satu-satunya penjelasan yang masuk akal, gambar baru yang diriis EHT tersebut memberikan bukti visual langsung untuk pertama kalinya.

Sgr A* menurut EHT lebih kecil dari lubang hitam M87* yang dirilis tahun 2019, yang berjarak 53 juta tahun cahaya. Sgr A* 2 ribu kali lebih kecil dari M87*.

Saat ini para ilmuwan berusaha membandingkan dua lubang hitam tersebut untuk menguji teori tentang bagaimana gas berperilaku di sekitar mereka, sebuah fenomena yang kurang dipahami yang dianggap berperan dalam pembentukan bintang dan galaksi baru.***

 

Editor: Siti Baruni

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler