Perang Rusia dengan Ukraina, Ini yang Akan Terjadi Selanjutnya oleh Pasukan Moskow

16 Maret 2022, 04:24 WIB
Kerusakan akibat serangan Rusia ke kota Okhtyrka, Ukraina /Dok. Reuters/Iryna Rybakova/

PORTAL JOGJA - Pasca gencatan senjata dilakukan pasukan Rusia dan mampu menguasai beberapa kota di Ukraina. Kemudian pasukan Rusia terus melakukan serangan udara.

Bahkan dalam serangan ini mengarah pada fase terorisme yang dramatis dan sadis. Tidak segan pasukan Rusia merebut beberapa kota penting Ukraina.

Mereka sengaja lakukan dengan tujuan utama merebut kembali bekas wilayahnya. Dilansir portaljogja.com dari laman news.sky.com Rusia mencoba mengepung dan mengisolasi kota-kota utama Ukraina.

Mulai dari Kharkiv, Kyiv dan Sumy, di utara dan timur. Bahkan mencoba membuat "jembatan darat" di selatan dari wilayah Donbas yang dikuasai separatis di perbatasan Rusia.

Baca Juga: Pasca Perang Rusia di Ukraina, Finlandia Pertimbangkan Gabung dengan NATO

Sepanjang pantai Laut Hitam ke Odesa, melalui Mariupol, Melitopol, Kherson dan Mykolaiv. Sejauh ini, pasukan Rusia belum mampu mengepung Kyiv, atau merebut Mariupol, dan masih berada 120 mil dari Odesa.

Bangunan Bersejarah Hancur Serangan Pasukan Rusia

Pada perkembangan selanjutnya serangan oleh pasukan Rusia tidak hanya sebatas pemukiman penduduk melainkan juga bangunan bersejarah.

Ada sederet bangunan bersejarah hancur akibat serangan senjatabom yang dilancarkan pemerintah Putin. Salah satunya menara TV, tetapi dalam beberapa hari terakhir telah terjadi penembakan di daerah pinggiran kota.

Strategi ini menjadi gambaran jelas bila perang di Ukraina telah dipetakan sehingga cara ini sengaja telah direncanakan dengan matang supaya mengepung kota.

Baca Juga: Kalina Ocktaranny Kunjungi Mama Een, Netizen Komentari Ekspresi Sang Ibu

Menurut news.sky.com Bandara Hostomel, di dekatnya, telah menjadi medan pertempuran penting sejak awal invasi. Itu juga digambarkan terbakar dalam citra satelit dari Maxar pada hari Jumat.

Hal yang menarik ketika perang di Ukraina telah dipetakan justru pasukan Rusia fokus pada bangunan milik penduduk sipil yang tidak mengerti apa-apa.

Masjid, rumah sakit, pusat perbelanjaan, gedung apartemen menjadi deretan fasislitas dan infratruktur kota sasaran serangan senjata pasukan Rusia.

Bahkan lebih mengejutkan mereka menghancurkan rumah sakit bersalin dan anak-anak yang tidak berdosa. Apa yang sesungguhnya mereka cari dengan cara seperti ini.

Baca Juga: Ramalan Shio Anjing, Babi, Kerbau dan Kambing 16 Maret 2022: Investasi Konservatif Bakal Menguntungkan

Meski kondisi seperti itu, Rusia telah membantah mengenai sasaran sipil, tetapi salah satu pemboman yang paling mengejutkan adalah rumah sakit bersalin dan anak-anak pada hari Kamis.

Padahal banyak Anak-anak di kota itu telah meninggal karena dehidrasi dan ada laporan tentang orang-orang yang mencoba minum salju ketika Rusia membuat penduduk kekurangan sumber daya untuk mencoba dan membangun kendali.

Listrik dan gas telah dimatikan beberapa kali, dan ada upaya untuk membatasi akses ke internet. Walikota Melitopol, sebuah kota antara Mariupol dan Krimea, diculik pada Sabtu pagi.

Koridor kemanusian telah mereka rencanakan, tetapi anehnya bukan menuju ke luar kota Mariupol justru masuk ke kota-kota penting di Ukraina.

Baca Juga: Gempa Susulan di Siberut Masih Terjadi, Malam ini Gempa M5,3 Kembali Terjadi, Total 9 Kali Gempa Susulan

Namun tak satu pun dari rute ini mengarah ke negara tetangga yang mendukung Ukraina. Mereka mengarah ke kota-kota di Belarus atau Rusia, atau ke kota-kota lain di Ukraina.

Penasihat kementerian dalam negeri Ukraina Vadym Denysenko mengatakan Moskow "sebagian besar gagal" untuk mematuhi perjanjian gencatan senjata. Rute harus dihentikan setelah penembakan Rusia membuat mereka tidak aman.

Ada beberapa keberhasilan pada hari Selasa, karena 7.000 orang berhasil meninggalkan kota Sumy. Ini adalah rute-rute yang menuju ke luar negeri yang didirikan oleh Rusia, dengan wilayah-wilayah kendali seperti pada saat itu.

Polandia telah menerima lebih dari satu setengah juta pengungsi dari Ukraina sejauh ini, menurut PBB. Lebih dari dua setengah juta orang telah melarikan diri dari Ukraina ke negara lain secara total.

Kemudian Pada Jumat malam, Inggris telah memberikan lebih dari 1.300 visa kepada para pengungsi Ukraina, menurut Home Office. Kalau sudah begini kejadiannya apa yang akan terjadi selanjutnya.***

Editor: Bagus Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler