Pertama Dalam 87 Tahun Shalat Idul Fitri Dilaksanakan di Hagia Sophia, Ada Doa Khusus Bagi Palestina

15 Mei 2021, 08:40 WIB
Bagian dalam kubah masjid Hagia Sophia yang berisi ornamen Islam berpadu dengan lukisan orang suci Kristen Ortodoks/Rumman Amir/Unsplash /

PORTAL JOGJA - Hagia Sophia atau dikenal juga Aya Sofia untuk pertama kalinya dalam 87 tahun menyelenggarakan shalat Idul Fitri dalam rangka menyambut datangnya bulan Syawal dan berakhirnya bulan Ramadhan.

Dalam khutbah Idul Fitri yang diberikan oleh Ali Erbas, kepala Presidensi Urusan Agama Turki atau Diyanet, doa khusus dipanjatkan bagi orang-orang Palestina yang menghadapi serangan Israel.

Hagia Sophia berdiri mulai tahun 537 M sebagai bagian dari Kekaisaran Romawi Timur yang berbasis di Yunani dan menjadi gereja bagi kaum Kristen Ortodoks Yunani.

Baca Juga: 27 Anak Terbunuh Dalam Serangan Udara Israel ke Gaza, Warga Memakamkan Jenazah Pada Idul Fitri

Bangunan yang terletak di Konstantinopel ini sempat jatuh ke dalam kekuasaan Tentara Salib yang mengubah tempat ibadah bagi Kristen Ortodoks Yunani ini menjadi gereja Katedral bagi kaum Katolik Roma pada 1206 M.

Dalam penaklukan yang dilakukan oleh Kekaisaran Turki Utsmani pada 1453 M di bawah pemerintah Sultan Mehmed II, kota Konstantinopel diubah namanya menjadi Istanbul.

Hagia Sophia sebagai tempat ibadah terbesar pada saat itu sempat hancur akibat termakan usia.

Baca Juga: Idul Fitri di Makkah dan Taif, Masyarakat Kenang Tradisi

Atas perintah Sultan Mehmed II, bangunan ini diperbaiki, ditambahkan mihrab, mimbar serta menutup ikon-ikon gereja seperti mozaik Yesus, Maria dan orang suci lainnya yang tergambar pada dinding Hagia Sophia dengan kain hitam.

Hagia Sophia pun berganti menjadi masjid, tempat ibadah bagi umat Islam.

Perbaikan terus berlangsung meski sultan penguasa Turki Utsmani atau yang dikenal sebagai Ottoman, berganti.

Penambahan bangunan yang menjadi ciri khas sebuah masjid dilakukan selama 478 tahun.

Hingga akhirnya kekaisaran Turki Utsmani runtuh dan digantikan oleh pemerintahan sekuler Turki.

Ini membuat masjid Hagia Sophia diubah menjadi museum pada 1931 M dan tak seorangpun diperbolehkan beribadah di sini.

Ribuan jamaah datang pada Kamis, 13 Mei 2021 untuk melaksanakan shalat Idul Fitri di bangunan yang berusia 1.484 tahun ini meskipun hanya beberapa ratus jamaah yang diterima akibat pembatasan covid-19.

Shalat Idul Fitri 2021 ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan setelah 87 tahun bangunan ini diubah menjadi museum.

Para jamaah yang tidak tertampung di dalam masjid melakukan shalat Idul Fitri di luar Hagia Sophia, tepatnya di lapangan Sultanahmet.

Khutbah Idul Fitri yang disampaikan Ali Erbas, kepala Presidensi Urusan Agama Turki atau Diyanet mengikutkan doa bagi rakyat Palestina yang pada saat itu menghadapi serangan Israel.

“Saudara dan saudari Palestina yang tidak bersalah diusir secara paksa dari rumah mereka dan menjadi sasaran pembantaian,” ujar Erbas seperti ditulis Daily Sabah dan dikutip Portaljogja.com.

“Upaya Israel, yang tidak melepaskan sikap agresifnya bahkan selama bulan Ramadhan, untuk menduduki kota suci Yerusalem dan kiblat pertama kami, Masjid Al Aqsa, membawa kesedihan dan penderitaan yang luar biasa bagi semua orang beriman," ujarnya sambil memegang pedang di tangannya, sebuah tradisi dari kekaisaran Turki Utsmani yang menandakan penaklukan.

"Upaya Israel, yang tidak melepaskan sikap agresifnya bahkan selama Ramadan, untuk menduduki kota suci Yerusalem dan kiblat pertama kami, Masjid Al-Aqsa, membawa kesedihan dan penderitaan yang luar biasa bagi semua orang beriman," kata Erbaş.

Hagia Sophia merupakan salah satu bangunan bersejarah yang masuk di dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1985 sebagai museum.

Keputusan pengadilan Turki yang mengembalikan museum Hagia Sophia sebagai masjid pada Juli 2020 lalu menimbulkan kontroversi dan kekecewaan yang datang dari Amerika Serikat dan Yunani.

Meskipun telah diubah menjadi masjid namun pemerintah Turki membuka seluasnya agar Masjid Hagia Sophia tetap terbuka bagi pengunjung yang juga beragama lain.***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Dailly Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler