Warga Australia yang Nekad Pulang dari India Terancam Penjara atau Denda Rp961 Juta, Warga: Ayahku Sekarat

2 Mei 2021, 10:26 WIB
Ilustrasi warga Australia yang terancam hukuman penjara, denda atau keduanya bila memaksa masuk dari India ke Australia sejak tanggal 3 Mei 2021 /Pablo Padilla/Unsplash/

PORTAL JOGJA - Saat ini ada sekitar 9.000 warga Australia di India dengan 600 diantaranya diperkirakan rentan terinfeksi kasus Covid-19 yang telah melanda negara di Asia Selatan tersebut.

Akibat kasus Covid-19 yang kian memburuk di India, warga negara Australia yang berada di India dilarang pulang kembali ke Australia.

“Saya tidak datang ke sini (India) untuk liburan, Ayahku sedang sekarat,” ujar Vishal Dhanda, penduduk Melbourne yang saat ini terdampar di Yamuna Nagar, India.

Baca Juga: Pembalap Yamaha Fabio Quartararo Raih Start Terdepan di MotoGP Spanyol, Malam Ini di Trans7

Menurut data resmi, saat ini kasus infeksi harian covid-19 di India telah mencapai rekor 400 ribu orang dengan angka kematian bertambah 3.522 hanya pada hari Jumat terakhir di bulan April 2021.

Greg Hunt, Menteri Kesehatan Federal Australia mengumumkan penguatan kontrol perbatasan pada Jumat malam, 30 April 2021.

“Hati kami tertuju kepada orang-orang India dan komunitas India-Australia kami. Teman dan keluarga mereka di Australia berada dalam risiko ekstrim. Tragisnya, banyak yang tertular Covid-19 dan banyak yang meninggal setiap hari,” ujar Hunt.

Baca Juga: 400 Ribu Lebih Kasus Positif Covid-19 Harian di India Mencatat Rekor Tertinggi, Sudah Ada Peringatan Sebelumya

Dia mengatakan bahwa siapapun yang berusaha untuk melanggar aturan larangan pulang ke Australia dari India akan dikenakan denda hingga $ 66.600 atau kira-kira Rp961 juta, atau lima tahun penjara, atau keduanya.

“Pemerintah tidak mengambil keputusan ini dengan mudah. Namun, integritas kesehatan publik dan sistem karantina Australia sangat penting untuk dilindungi,” ujar Hunt seperti ditulis The Guardian dan dikutip Portaljogja.com

Aturan yang didasarkan dari Biosecurity Act tersebut akan berlaku mulai Senin, 3 Mei dan akan ditinjau kembali pada 15 Mei 2021.

Pengambilan keputusan tersebut berdasarkan saran tentang situasi Covid-19 yang memburuk di India. “Penilaian risiko menginformasikan keputusan tersebut diambil berdasarkan data, mereka tiba di karantina Australia dan ternyata tertular infeksi Covid-19 di India,” ujar Hunt.

Peraturan ini merupakan pertama kalinya warga negara Australia dilarang memasuki negara asalnya.

Diperkirakan ada 9.000 warga Australia yang sedang berada di India.

Namun pengacara dan akademisi di Australia percaya bahwa tindakan luar biasa dari pemerintahan Perdana Menteri Australia Scott Morrison tersebut melanggar hukum.

Christopher Ward SC, presiden Asosiasi Hukum Internasional, mencuit bahwa konstitusionalitas undang-undang yang diusulkan, yang mengkriminalisasi pemulangan warga Australia dari negara tertentu sangat dipertanyakan.

Michael Bradley, Managing partner Marque Lawyers, juga percaya bahwa larangan tersebut mungkin melanggar hukum.

Bradley mengatakan sangat mungkin pemerintah dapat memasukkan negara lain di bawah larangan tersebut.

“Ini preseden yang luar biasa, dan mereka dapat melakukannya di negara mana pun. Ini adalah tingkat pembatasan yang sama sekali baru dibandingkan dengan apa pun yang telah mereka lakukan hingga sekarang,” ujar Bradley.

Pemerintah mengkhawatirkan meskipun penerbangan langsung dari India ke Australia telah dilarang, ada kemungkinan warga Australia mengambil rute tidak langsung.

Vishal Dhanda, seorang warga Melbourne, Australia terdampar di Yamuna Nagar, 200 kilometer dari Delhi India, setelah mengunjungi ayahnya yang sekarat. Kini dia termasuk salah satu dari warga yang tidak diperbolehkan kembali ke Australia.

“Saya tidak datang kesini untuk liburan. Saya datang ke sini bukan karena pilihan, ayahku sedang sekarat,” ujar Dhanda yang pergi ke India pada tanggal 11 April 2021 atas izin pemerintah Australia yang saat itu memperbolehkan dengan alasan penyakit mematikan yang diderita ayahnya.

“Saya mengajukan pembebasan pergi ke India melalui semua jalur yang benar. Sekarang Anda bertanya kepada saya, 'mengapa saya pergi?’” ujar Dhanda kecewa.

Dhanda mengatakan dia merasa ditinggalkan oleh Australia, seperti banyak orang Australia lainnya di luar negeri, yang tidak dapat kembali ke rumah.

“Saya tidak ingin membawa penyakit ini kembali, Saya tidak ingin membahayakan siapa pun, tetapi pada saat yang sama saya juga berisiko terpapar virus ini,” ujar Dhanda.

Pada Sabtu pagi, 1 Mei 2021, pemerintah Australia membantah tidak bertanggung jawab dengan membiarkan orang Australia terlantar di India ketika negara itu kehabisan oksigen.

“Kami telah mengambil tindakan drastis untuk menjaga keamanan warga Australia, dan apa yang kami hadapi di India adalah situasi yang sangat serius di mana nasihat medis yang diberikan kepada pemerintah federal telah menerapkan langkah-langkah ketat ini,” ujar bendahara negara, Josh Frydenberg yang kembali menegaskan bahwa aturan tersebut dibuat berdasarkan saran medis.

Menurut Vyom Sharma, seorang pemerhati kesehatan menyatakan bahwa dengan aturan ini pemerintah Australia menelantarkan warganya.

“Kami berbicara tentang denda harfiah dan melarang orang yang kembali ke Australia dari India,” katanya.

“Keluarga kami benar-benar sekarat di luar negeri India. Banyak orang mencoba untuk kembali,” ujar Sharma.

“Kami tahu bahwa ratusan orang dalam situasi ini diklasifikasikan sebagai rentan secara medis dan finansial, dan pemerintah sama sekali tidak memiliki cara untuk mengeluarkan mereka. Ini adalah pengabaian,” ujar Sharma.***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler