OJK SebutKonflik Rusia-Ukraina Berpotensi Naikkan Harga Pangan Nasional, Gandum

- 4 Maret 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi tanaman gandum.OJK SebutKonflik Rusia-Ukraina Berpotensi Naikkan Harga Pangan Nasional, Gandum
Ilustrasi tanaman gandum.OJK SebutKonflik Rusia-Ukraina Berpotensi Naikkan Harga Pangan Nasional, Gandum /UNSPLASH/Polina Rytova

Ia mengatakan pemerintah akan berupaya tidak menaikkan administered price atau harga-harga yang diatur pemerintah, meskipun pada 2023 defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diharapkan kembali kurang dari 3 persen Produk Domestik Bruto (PDB).

"Kalau inflasi sudah terjadi karena harga pangan naik diharapkan pemerintah tidak menaikkan harga administered price, tapi ini menjadi dilema," ucapnya.

Apabila Rusia dan Ukraina bisa lebih cepat menemukan kesepakatan dalam perundingan yang tengah berlangsung, kemungkinan dampak konflik kedua negara terhadap harga bahan pangan dan energi tidak akan berkepanjangan.

Baca Juga: Perankan Ip Man Guru Bruce Lee, Donnie Yen Pernah Bersumpah Tidak akan Mengecawakan Bruce Lee

Agus mengatakan konflik kedua negara akan meningkatkan volatilitas di pasar keuangan, yang akan direspons oleh bank sentral global dengan tidak terlalu agresif meningkatkan suku bunga acuan.

"Kalau volatilitas pasar keuangan meningkat, risiko stagflasi akan mendorong bank sentral menjadi lebih akomodatif dan tidak terlalu agresif menaikkan suku bunga. Ini mengurangi shock yang akan terjadi," katanya.

Sementara sektor perdagangan Indonesia tidak akan terlalu dipengaruhi konflik kedua negara, tetapi Indonesia berpotensi mendapatkan surplus neraca dagang dari peningkatan harga komoditas, yang mana berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. ***

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah