Berikut ini 5 Faktor Utama yang Menyebabkan Mata Uang Rupiah Indonesia Melemah

- 8 April 2021, 06:27 WIB
Ilustrasi uang rupiah.
Ilustrasi uang rupiah. /- Foto : Portal Jogja/Siti Baruni/

3. Kebijakan Perdagangan

Jika harga ekspor suatu negara meningkat dengan tingkat yang lebih besar daripada impornya, berarti kebijakan perdagangannya baik dan menguntungkan. Peningkatan kebijakan perdagangan ini menunjukkan permintaan yang lebih besar untuk ekspor negara itu.

Hal ini akan menyebabkan meningkatnya pendapatan dari ekspor, yang menyediakan peningkatan permintaan untuk mata uang negara (dan meningkatkan nilai mata uang). Jika harga ekspor naik dan lebih kecil daripada impornya, nilai mata uang akan menurun.

Baca Juga: Info Terbaru! Kemenag: Biaya haji 2021 Belum Ditetapkan dan Masih Dibahas Panja

Baca Juga: Pemerintah Jaminkan Bantuan untuk Perbaikan Rumah Terdampak Banjir Bandang, Ini Besarannya

4. Perbedaan Suku Bunga

Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berhubungan satu sama lain. Dengan memanipulasi suku bunga, bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia, akan mempengaruhi inflasi dan nilai tukar sehingga akan merubah inflasi dan nilai mata uang tersebut.

Suku bunga yang lebih tinggi menawarkan keuntungan lebih bagi kreditur (pemberi pinjaman). Oleh karena itu, suku bunga yang lebih tinggi menarik modal asing dan menyebabkan nilai tukar naik.

Ini juga berlaku sebaliknya, yakni suku bunga yang lebih rendah cenderung menurunkan nilai tukar. Namun, dampak baik dari suku bunga yang tinggi ini tidak berarti, jika inflasi di dalam negeri jauh lebih tinggi daripada negara lain.

Baca Juga: Kepala BNPB Doni Monardo Sebut Huntara Tidak Dibangun di NTT, Ini Alasannya

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: Paramadina Public Policy Institute


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah