Bisnis Palugada, Pilihan Ibu Rumah Tangga

6 Juli 2020, 08:47 WIB
Bisnis Reseller /Bagus Kurniawan/Siti Baruni

PORTAL KOGJA _ Sejak dunia dihajar pandemi COVID-19, tidak sedikit yang terkena imbas. Termasuk para pekerja yang terkena PHK, yang dirumahkan, juga pekerja non formal yang pendapatannya berkurang drastis. Kondisi ini menuntut kejelian untuk mencari peluang usaha.

Salah satu yang banyak dipilih adalah menjadi reseller berbagai produk. Bahkan, usaha yang sering disebut bisnis palugada (apa lu mau gua ada) ini bisa dijalankan tanpa perlu keluar modal yang besar dan dengan tingkat risiko yang kecil.

Ratnawati (35) ibu rumah tangga yang sehari-hari berprofesi sebagai penjahit dan perias ini sudah sekitar 5 bulan menjadi reseller berbagai macam produk. Mulai barang-barang peralatan rumahtangga, hingga olahan makanan dan buah-buahan.

Baca Juga: Ini Keuntungannya Kalau Investasi Emas

Dalam sehari, perempuan yang mengaku hanya memulai usaha dengan modal Rp 1 juta ini mengaku rata-rata menjual 5 hingga 10 item penjualan. Sebagai pemain baru dalam usaha ini, ia meraup untung antara Rp 200-300 ribu per bulan.

“Ya sithik-sithik (sedikit-sedikit) yang penting berkah,” kata ibu dua anak ini.

Ia tak risau kendati keuntungannya berjualan hanya sedikit, lantaran menjadi reseller baginya hanyalah usaha sampingan.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Daftar Harga Sepeda Polygon Terbaru Hingga Gempa Blitar Terasa di Jogja

Seperti halnya Ratna, Muharomi juga mengais rezeki dengan cara berjualan online, menjadi reseller berbagai produk. Mulai dari makanan, buah-buahan hingga barang.

“Tapi sepertinya saya kurang hoki kalau jualan barang, Jarang banget lakunya,” kata perempuan yang sering dipanggil Omi ini.

Rata-rata ia menjual 10-15 item penjualan per hari dan memperoleh keuntungan sekitar 20 ribu per hari. Menurutnya, pendapatan yang ia peroleh dari usaha barunya ini memang belum banyak, karena ia hanya mengambil untung Rp 1-2 ribu untuk makanan dan Rp 5 ribu untuk produk barang.

Baca Juga: Untuk Milenial yang Suka Challenge, PT KAI Sediakan Hadiah Smartwatch Hingga Kamera Mirrorless

Ia juga hanya mengandalkan watsapp untuk promosi, sehingga pelanggannya masih terbatas orang-orang di sekitarnya.

Berbeda halnya dengan Santi. Perempuan yang berpofesi sebagai seniman dan guru ekstrakurikuler menari ini bisa mengantongi keuntungan paling tidak Rp 500 ribu per bulan. Padahal ia memulai usaha sebagai reseller hanya bermodal Rp 200 ribu.

"Lumayan lah daripada tidak ada pemasukan sama sekali,” ungkapnya.
Pada masa awal berjualan, ia hanya menjual sayuran, bumbu-bumbu dan aneka jajan pasar. Kini, ia pun mulai menjadi reseller untuk aneka produk tas hingga alat rumahtangga.

Baca Juga: Gempa Blitar Dirasakan Hingga Yogyakarta

Dengan semakin banyaknya produk yang ia jual, ia optimis pendapatannya juga semakin meningkat.

Dengan berbekal handphone, para reseller ini menjajakan dagangannya. Cukup pasang penawaran melalu Whatsapp, facebook maupun instagram tiap hari, order pun bergiliran datang. Konsekuensinya, koneksi internet harus terjaga dan siap memantau dan mendata order yang masuk dengan teliti.

Berani berjualan, tentu juga harus berani mengambil risiko. Salah satunya adalah menghadapi keluhan dan protes pelanggan, hingga pembatalan order.

Baca Juga: Ditinggal ke Pasar, Mobil Milik Pedagang di Kulon Progo Raib Digasak Pencuri

“Pernah, sudah nalangi bayar barangnya dulu, eh pembelinya bilang ga cocok warnanya lah, terus bilang cancel. Wahhh rasanya gimana gitu,” kisah Ratna.

Pengalaman diprotes pembeli juga dialami Omi. “Pas jual duku, ternyata dukunya tidak seperti di gambar. Saya saja kecewa melihatnya apalagi pembeli,” kenangnya. (*)

Editor: Bagus Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler