PORTAL JOGJA - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan aktivitas seismik yang terpantau saat ini sudah melampaui aktivitas menjelang munculnya kubah lava pada erupsi 2006, tetapi masih lebih rendah dibanding aktivitas seismik saat erupsi 2010.
Oleh karena itu BPPTKG menyusun dua skenario erupsi. Sebab indikator yang ditunjukkan saat ini sudah melampaui kondisi siaga pada 2006.
"Skenario terjadi ekstrusi magma dengan cepat dan skenario erupsi eksplosif," kata Hanik.
Baca Juga: Wedhus Gembel, Ciri Khas Guguran Awan Panas yang Selalu Muncul Saat Erupsi Merapi
Ekstrusi magma lanjut dia, adalah proses letusan gunung api dimana magma dapat keluar dari dalam bumi diakibatkan adanya celah, retakan, atau lubang yang mengarah ke permukaan bumi.
Sedangkan erupsi eksplosif adalah letusan dimana proses keluarnya magma ke permukaan dengan ledakan akibat tekanan gas yang sangat kuat.
Menurut Hanik, dengan aktivitas seismik yang sudah melampaui kondisi yang terukur saat erupsi 2006, maka jenis erupsi yang dimungkinkan terjadi akan bersifat eksplosif.
Namun demikian, lanjut dia, jika terjadi erupsi eksplosif maka tidak akan sebesar erupsi 2010, karena tidak terjadi tekanan berlebihan di dapur magma, migrasi magma berjalan pelan, peningkatan kegempaan dan erupsi menyerupai erupsi pada 2006 yang bersifat efusif, dan banyak terjadi hembusan yang menandakan pelepasan gas.
Baca Juga: Lirik dan Chord Lagu Ebiet G. Ade - Titip Rindu Buat Ayah
Letusan efusif adalah letusan yang menghasilkan magma yang relatif encer, sedikit gas, dan dicirikan dengan pembentukan kubah lava di awal erupsi.