Indonesia Jadi Negara Kedua Kasus TBC Terbanyak di Dunia, Ini Langkah Kota Yogyakarta

- 30 Oktober 2023, 19:44 WIB
Konferensi Pers Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis di Kota Yogyakarta “Beri Obat TPT Meski Sehat” di Hotel Grand Kangen Yogyakarta, Senin 30 Oktober 2023
Konferensi Pers Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis di Kota Yogyakarta “Beri Obat TPT Meski Sehat” di Hotel Grand Kangen Yogyakarta, Senin 30 Oktober 2023 /Chandra/@portaljogja.com/

PORTAL JOGJA - Sebanyak 969.000 kasus tuberkulosis (TBC) baru di tanah air menempatkan Indonesia sebagai negara kedua dengan kasus TBC terbanyak di dunia berdasarkan data dari Global Tuberculosis Report (GTR) 2022. TBC menyerang orang dewasa pada usia yang paling produktif, sama halnya dengan kondisi di Indonesia.

Terdapat 74% pasien TBC yang termasuk pada usia produktif, yakni 15-64 tahun
dengan proporsi 32% pasien perempuan dan 68% pasien laki-laki. Tantangan yang teridentifikasi dalam Penanggulangan TBC di Indonesia beberapa di antaranya adalah keterlibatan multisektoral yang belum optimal serta kurangnya pelaporan kasus TB, terutama di rumah sakit dan juga layanan primer swasta.

Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Yogyakarta Agus Triyanto mengatakan terkait dengan penemuan kasus pihaknya melakukan pelacakan dengan melibatkan kader yang turun ke lapangan mencari pasien TB, dimana data penderita TB diperoleh dari Dinas Kesehatan Yogyakarta.

"Kader ini akan bertugas turun ke lapangan untuk memberikan edukasi ke masyarakat disekitarnya sampai dengan skrining juga, jka ada masyarakat yang memiliki gejala maka temen-temen kader akan merujuk pasien tersebut ke layanan kesehatan, termasuk mengedukasi masyarakat yang menemukan kasus di sekitarnya," kata Agus saat Konferensi Pers Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis di Kota Yogyakarta, Senin 30 Oktober 2023 di Yogyakarta Senin (30/10/23).

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Hasil Survei AMIN Terbawah, tapi Massanya di Jalanan Begitu Banyak

Pihaknya juga memfasilitasi pertemuan lintas sektor karena jika bicara Tuberkulosis ini tidak hanya dari pemerintah saja tetapi perlu melibatkan pihak swasta, dengan mempertemukan layanan kesehatan dari pemerintah dan swasta untuk duduk bersama maka akan bisa ditentukan langkah apa yang bisa diambil dalam mengatasi masalah ini.

Anggota Komisi D DPRD Yogyakarta Krisnadi Setyawan mengatakan pentingnya peran serta pihak yang berwenang dalam memberikan kejelasan atau sosialisasi terkait ancaman yang timbul dari penyakit TBC.

"Ancamannya seperti apa sih, apakah seperti jaman Covid yang harus dikarantina, terus masa pengobatannya berapa lama, saya kira sosialisasi semacam ini menjadi penting di tengah ketidakmampuan pemerintah, mungkin sekarang kita punya rumah sakit paru ya di Bantul," ujar Krisnadi.

Menurut Krisnadi masih ada temuan sikap penolakan dari warga terhadap pasien TBC pasca perawatan di rumah sakit, untuk itu perlu peran dari pemerintah untuk menyiapkan infrastruktur seperti tempat penampungan sementara bagi warga.

"Inilah kelemahan pemerintah yang belum bisa memberikan layanan pasca rumah sakit. Setidaknya di tiap provinsi perlu ada satu tempat untuk menampung warga yang perlu mendapat tempat menginap sementara yang pengobatannya harus terpisah dari warga sekitar," lanjut Krisnadi.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x