Network
PORTAL JOGJA - Indonesia sudah mulai memasuki musim hujan dimana intensitas hujan sudah mulai tinggi.
Potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan angin kencang yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrim seperti saat ini tentunya harus disikapi dengan kesiapsiagaan.
Kesiapsiagaan juga harus dilakukan oleh seluruh pengelola destinasi wisata ataupun desa-desa wisata di wilayah Kabupaten Sleman.
Baca Juga: Kecamatan Depok Sleman Luncurkan Aplikasi Pelayanan Publik Sipakde
Terkait dengan potensi bencana tersebut Dinas Pariwisata Sleman menindaklanjuti Surat Edaran dari Pemerintah Kabupaten Sleman Nomor 360/2824 tentang Peningkatan Respon Kebencanaan Sebagai Langkah Antisipatif Bencana Hidrometeorologis.
Dinas Pariwisata Sleman mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang isinya meminta seluruh pengelola destinasi atupun desa wisata yang wilayahnya memiliki potensi bencana untuk meningkatkan kewaspadaanya sebagai upaya melindungi wisatawan, di bulan Oktober 2021 sampai dengan bulan Maret 2022, terutama puncak musim hujan bulan Januari 2022.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman Suparmono, mengatakan pengelola destinasi dan desa wisata agar meningkatkan koordinasinya dengan Posko Unit Op PB dan Tim SAR setempat untuk pemantauan kemungkinan terjadinya bencana agar bisa diantisipasi dengan baik.
Terutama tempat wisata yang memiliki aktivitas di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dan daerah lereng-lereng seperti di wilayah Kapanewon Prambanan yang berpotensi bencana tanah longsor.
Pihaknya selalu berupaya mengingatkan pengelola tempat wisata agar selalu mengutamakan keselamatan dan kenyamanan wisatawan.
Baca Juga: Manajemen PSS Sleman Lakukan Perombakan Direktur dan Komisaris, Marco Resmi Diberhentikan
