Selokan Mataram Diperbaiki, Ratusan Hektar Persawahan di Kabupaten Sleman Dibiarkan Tidak Produktif

14 September 2022, 19:34 WIB
Lahan sawah yang terkena dampak akibat dimatikannya Selokan Mataram total ada 544 Ha /Istimewa/

PORTAL JOGJA - Ratusan hektar persawahan dan ratusan meter kolam ikan di kabupaten Sleman dipastikan tidak dapat diairi menyusul perbaikan selokan Mataram.

Lahan sawah yang terkena dampak akibat dimatikannya Selokan Mataram total ada 544 Ha, kolam ikan ada 230.120 m2, ternak sapi ada 55 ekor dan ternak domba 33 ekor.

Bangunan Selokan Mataram sudah cukup tua, sehingga perlu segera diperbaiki.
Apabila terlambat melakukan rehab maka justru akan memperparah titik-titik bocor dan banjir.

Baca Juga: FKY Tingkat Kabupaten Sleman 2022 Diharapkan Bisa Memacu Kreativitas Seniman

Selokan Mataram dibangun tahun 1909 keberadaannya membelah Kota Jogja sejauh 30,8 kilometer. Ujung hulunya berada di Sungai Progo - Bendungan Karang Talun, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Sedangkan hilirnya berlokasi di Tempuran, Sungai Opak, Randugunting, Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Selokan Mataram yang melintasi dari ujung barat Sleman hingga paling timur memiliki ukuran antara 2 sampai 6 meter dan mampu mengairi 15.734 hektare persawahan di sepanjang alirannya.

Dengan dilakukannya perbaikan dan pembenahan, maka saat ini Selokan Mataram dimatikan selama tiga bulan. Beberapa bulan sebelum dilakukan pematian Selokan Mataram, Dinas Pertanian, Pangan Dan Perikanan sudah melakukan sosialisasi pada petani/Poktan yang akan kena dampaknya sehingga mereka menjadi lebih siap menghadapi resiko tersebut.

Dalam kegiatan budidaya pertanian baik dalam pengembangan tanaman pangan,
holtikultura, peternakan maupun perkebunan, ketersediaan air merupakan faktor yang sangat strategis.

Tanpa adanya dukungan ketersediaan air yang sesuai dengan kebutuhan
baik dalam dimensi jumlah, mutu, ruang maupun waktunya, maka dapat dipastikan kegiatan budidaya tersebut akan berjalan dengan tidak optimal.

Dengan adanya perbaikan Selokan Mataram, tentu akan berpengaruh dalam pada kegiatan usaha tani tanaman pangan, hortikultura, peternakan maupun perkebunan.

 

Dari jumlah 544 Ha tersebut yang bero (tidak ditanami) ada 293 Ha dan 251 Ha yang di ada di Purwomartani, Tirtomartani dan Tamanmartani Kapanewon Kalasan ditanami palawija umur sekitar 1 – 2 bulan.

Baca Juga: Dua Santri Gontor yang Menganiaya Juniornya Hingga Meninggal Ditetapkan Sebagai Tersangka

Dengan dilakukannya pemutusan aliran air Selokan Mataram maka sebagian
petani atau poktan yang sudah siap menanam padi terpaksa menunda menanam padi dan atau mengalihkan pada tanaman palawija dan hortikultura yang tidak terlalu banyak membutuhkan air.

Beberapa Poktan yang sudah memiliki sumber air dan pompa air bisa mengantisipasi masalah ini. Namun ada juga petani yang tetap membiarkan tanahnya menjadi bero atau tidak produktif.

Untuk menanggulangi kekeringan apabila Selokan Mataram sewaktu-waktu
diperbaiki atau rusak, perlu dipikirkan adanya embung dan sumur ladang sehingga air tetap tersedia untuk mendukung aktifitas pertanian dan perikanan di Kabupaten Sleman.***

Editor: Chandra Adi N

Tags

Terkini

Terpopuler