Penuhi Kebutuhan Oksigen, DIY Cari dari Luar Jawa Sampai Luar Negeri

29 Juli 2021, 08:00 WIB
IIustrasi pengisian oksigen di salah satu penyalur di Kota Bandung. /Foto: Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

PORTAL JOGJA - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) jadi satu-satunya wilayah yang tak memiliki pabrik oksigen.

Padahal setiap hari kebutuhan oksigen di DIY mendekati 60 ton per atau sekitar 44.051 meter kubik.

Pemprov DIY terus berusaha mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dari wilayah lain di Pulau Jawa, Luar Jawa, bahkan jika diperlukan impor dari luar neger.

Baca Juga: Pakar UGM: Kelangkaan Oksigen untuk Kebutuhan Medis Ada Solusinya

Hal tersebut diungkapkan oleh Asekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Tri Saktiyana, usai rapat virtual bersama Wapres Ma`ruf Amin, Rabu 28 Juli 2021.

“Nah Jogja itu satu-satunya daerah yang tidak punya pabrik oksigen. Adanya di Jabar, Jatim, Jateng, dan termasuk Banten hingga luar Jawa. Sementara menurut data terakhir dari Dinkes (DIY), baik isolasi maupun ICU, kebutuhannya mendekati 60 ton per hari. Kalau dikonversi ke meter kubik sekitar 44.051 meter kubik,” ujarnya, dikutip PortalJogja.Com dari laman resmi Pemprov DIY.

Tri menjelaskan, pada dasarnya, jenis oksigen yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19 ada dua jenis yakni oksigen cair dan gas, yang sistem pengoperasiannya dilakukan secara sentral maupun dengan tabung.

Baca Juga: Hari Ini 15 Juli 2021 Siap Dibuka, Link Pinjam Tabung Oksigen Untuk Pasien Covid-19

Menurutnya, jumlah pasti yang selalu didapatkan DIY per harinya sekitar 35 ton, namun masih ada 20 ton yang belum tercukupi.

“Dari 20 ton itu, didukung oleh program CSR meski waktu datang dan jumlah tonasenya belum tidak tentu. Jadi masih ada sekitar 10 ton ketidakpastian yang setiap hari kita update terus pagi, siang, dan sore. Tingkat kebutuhannya kita update melalui RS Online (SIRS),” urai Tri Sakti.

Menurut Tri, di Pulau Jawa sendiri sudah kekurangan sumber untuk memenuhi kebutuhan oksigen.

“Kita kemudian narik dari luar Jawa, tapi sepertinya luar Jawa kini juga butuh, mungkin akan narik dari luar negeri ataupun switching oksigen yang tadinya untuk kebutuhan industri, kita alihkan menjadi kebutuhan medis,” terangnya.

Baca Juga: Dukung Kemenkes Hadapi Covid-19, Sea Group, Shopee, dan Garena Sumbang 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin

Meski demikian, tabung oksigen dari industri ini harus dibersihkan terlebih dulu.

“Mengapa ini sulit secara teknis karena membutuhkan kecermatan karena menyangkut keselamatan manusia,” tambahnya.

Sementara, selain dua jenis oksigen di atas, terdapat pula oksigen konsentrator yang memiliki dua kapasitas yakni 5 liter untuk 1 pasien dan 10 liter untuk 2 pasien.

“Kita ini punya oksigen konsentrator, tiap konsentrator butuh 500 watt. Kalau tiap RS menambah 1 atau 2 saja tidak masalah, namun kalau tambahnya 20, itu perlu kerja sama dengan PLN,” urainya.

Tri mengakui, skema pembagian oksigen konsentrator kini sudah berjalan di RS.

Baca Juga: Informasi Tempat Beli, Sewa, dan Isi Ulang Oksigen di Yogyakarta

“Dan kalau ada perlu mendadak, Dinkes DIY juga ada beberapa stok yang bisa langsung diberikan,” katanya.

Untuk menjamin kecukupan oksigen di DIY, Tri Sakti menuturkan rencana operasional sentra oksigen di DIY mulai September 2021 mendatang.

“Rencananya ada di Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG) di Jalan Kusumanegara (Kota Yogyakarta) dan itu oksigen generator," katanya.

"Jadi, sistem kerjanya itu nanti bisa mengeluarkan gas yang akan ditampung di tabung kecil, tengah, besar. RS yang memerlukan bisa ambil di sana dengan menyiapkan tabung kosong yang sudah disinfektan,” papar Tri.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler