Jepang Gunakan Telenursing Untuk Memantau Pasien Covid-19 Dari Jarak Jauh

- 16 Februari 2021, 12:10 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /- Foto : Freepik/

PORTAL JOGJA - Otoritas lokal dan rumah sakit di Jepang saat ini telah menggunakan berbagai perangkat pemantauan jarak jauh untuk mengawasi pasien virus corona yang berada di rumah ataupun di hotel yang ditunjuk selama pandemi.

Dilansir dari Kyodo News, Universitas Internasional St. Luke (SLIU) di Tokyo telah mengembangkan sistem telenursing berupa perangkat yang dapat berperan dalam menurunkan risiko infeksi bagi tenaga kesehatan.  

Tomoko Kamei, seorang profesor perawat geriatri yang mengepalai tim pengembangan sistem telenursing di SLIU mengatakan, jika digunakan secara efektif, alat tersebut dapat mengurangi risiko infeksi Covid-19 para petugas medis dari pasien rawat jalan maupun pasien yang tengah dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Victoria Beckham Membagikan Pesan Romantis Ucapan 'Selamat Tidur' dari Putrinya Harper

"Sistem tersebut dapat diterapkan dalam pengobatan kasus virus Corona di rumah saat kondisinya menjadi parah," ungkap Kamei seperti ditulis Kyodo News.

Peralatan tersebut mencakup teknologi inovatif seperti kemeja yang mengukur detak jantung pasien dan sistem tempat tidur pintar yang melacak fungsi pernapasan.

Kemeja yang dikembangkan oleh Mitsufuji Corp. menggunakan benang khusus yang menghantarkan listrik dengan sensor kecil yang dipasang untuk mengukur detak jantung dan melakukan elektrokardiogram secara real-time.

Baca Juga: Pendaftaran SNMPTN Sudah Dibuka, Siswa Bisa Daftar PTN Atau Politeknik Negeri Sesuai Pilihan

Data dapat dikirim ke pasien, pendamping pasien seperti anggota keluarga atau pekerja medis, dengan menggunakan aplikasi khusus atau melalui email. Jika ada kelainan, akan terdeteksi dan sinyal marabahaya dikirim.

Prefektur Kyoto di Jepang bagian barat telah memperoleh kemeja Mitsufuji untuk digunakan telenursing pasien Covid-19 yang memulihkan diri di hotel, sehingga memudahkan penyedia layanan kesehatan untuk segera merespons ketika ada perubahan drastis pada kondisi pasien.

Sementara itu, Paramount Bed Co., menjual ‘sistem tempat tidur pintar’ yang menggunakan sensor yang dipasang di bagian bawah tempat tidur untuk memantau fungsi pernapasan, detak jantung, dan kondisi tidur pasien.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta ke Kapolri Lebih Selektif Terima Laporan dan Buat Pedoman Resmi UU ITE Biar Jelas

Sensor sensitif terhadap gerakan halus yang dilakukan oleh tubuh pada setiap napas. Data muncul di monitor samping tempat tidur yang dapat dilihat oleh pasien dan secara teratur dikirim ke ruang perawat rumah sakit. Alarm dipicu jika terjadi keadaan darurat.

Selain menggunakan tempat tidur untuk pemantauan jarak jauh pasien di rumah, beberapa rumah sakit juga telah memperolehnya untuk memungkinkan perawat mengamati pasien virus corona tanpa sering mengunjungi untuk memeriksanya secara langsung.

Tim Kamei di SLIU telah mengembangkan sistem nirkabel jarak jauh yang menggunakan tablet yang dikendalikan oleh pasien untuk mencatat riwayat medis, termasuk tingkat saturasi oksigen darah menggunakan oksimeter denyut. Data secara otomatis dikirim ke stasiun pemantauan perawat di universitas.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 untuk Palestina di Jalur Gaza Dicekal oleh Israel

Perawat memeriksa data dan mengkonfirmasi hal-hal yang menjadi perhatian pasien melalui obrolan video. Informasi tersebut kemudian dibagikan dengan dokter yang menilai program pengobatan.

Beberapa otoritas lokal telah mendistribusikan oksimeter denyut medis kepada pasien Covid-19 saat mereka pulih di rumah atau di hotel. "Ini telah populer di kalangan pengguna," kata Prof Kamei. "Mereka mengatakan itu memberi mereka ketenangan pikiran untuk diawasi, bahkan dari kejauhan,” ujarnya seperti ditulis Kyodo News.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: Kyodo News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah