Nyaris Kalahkan Prancis, Lebanon Tumbang di Laga Akhir Grup H FIBA World Cup

- 29 Agustus 2023, 21:34 WIB
Laga Prancis vs Lebanon di FIBA World Cup 2023
Laga Prancis vs Lebanon di FIBA World Cup 2023 /FIBA

PORTAL JOGJA - Lebanon nyaris memberikan kejutan pada laga terakhir mereka pada babak pertama grup FIBA World Cup 2023 setelah sempat saling kejar angka kala melawan Prancis. Namun Lebanon akhirnya takluk 79-85 dari runner-up Olimpiade Jepang tersebut di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (29/8/2023) petang.

Hasil ini menempatkan Lebanon di urutan juru kunci Grup H tanpa kemenangan dari tiga laga. Namun Lebanon masih akan menjalani laga klasifikasi atau penentuan peringkat di Grup P bersama Prancis, Iran, dan satu tim lagi dari Grup G.

Lebanon yang berstatus runner-up FIBA Asia Cup 2022 lalu menunjukkan perlawanan yang mengagumkan kontra Prancis yang tidak memainkan tiga bigman mereka Moustapha Fall, Mathias Lessort, dan Rudy Gobert dengan alasan cedera. Pelatih Vincent Coullet menurunkan lima pemain pertama Prancis, yakni Nando De Colo, Evan Fournier, Yakuba Ouattara, Terry Tarpey, dan Guerschon Yabusele.

Baca Juga: Pemkab Sleman Selesaikan 500 Sertifikat Tanah Kalurahan, Dukung Pemanfaatan Sesuai Peruntukan

Sedangkan Lebanon turun dengan kekuatan terbaik yang dimilikinya Wael Arakji, Sergio El Darwich, Ali Haidar, Omari Rasulala Spellman dan Karim Zeoinoun.

Lebanon membuat start cemerlang dan sempat memimpin 14-9. Point guard Wael Arakji menunjukkan aksi cemerlangnya dengan torehan 10 poin untuk menutup kuarter pertama dengan keunggulan tipis 20-19.

Pertengahan kuarter kedua Lebanon unggul dua digit 35-25. Namun Prancis membalikan keadaan di akhir kuarter 38-37. Yabusale menjadi motor serangan Prancis dengan mencetak 16 poin, tapi Arakji masih unggul dengan 21 poin.

Perolehan poin kedua tim tetap ketat di kuarter tiga. Lebanon berbalik unggul tipis 59-58. Prancis yang tak ingin kehilangan muka bermain sedikit lebih agresif terutama dalam defense. Mereka memaksa Lebanon melakukan kesalahan untuk menghukumnya dengan transisi cepat. Cara lain, rotasi bola yang diakhiri tripoin membuat Lebanon terus tertinggal.

Akan tetapi, Lebanon tak mau menyerah hingga benar-benar tak punya peluang. Tim asuhan Jad El Hajj berhasil menipiskan jarak hanya menjadi tiga angka 79-82 lewat dua tembakan bebas Arakji saat pertandingan tinggal tersisa satu menit. Malang bagi Lebanon, mereka gagal mengamankan rebound saat serangan Prancis gagal berbuah poin. Tembakan Batoum pada 0:32 membuat skor menjadi 85-79. Hayk Gyokchyan mencoba tembakan tiga poin tapi meleset. Sayang, Zeinoun salah mengoper sehingga bola berada di tangan Prancis dengan 12 detik tersisa. Prancis akhirnya mengamankan kemenangan 85-79.

Yabusele keluar sebagai pemain terbaik dengan torehan 19 poin. Fournier mencetak 17 angka, Elie Kobo 12 poin, dan Batum 12 angka. Adapun Isaia Cordinier menyumbang 10 poin

Dari Lebanon, Arakji yang tampil atraktif dan menghibur penonton finis dengan 29 poin 3 rebound dan 4 assist. Ali Haidar menyumbang 12 poin serta El Darwich 10 angka.

"Terima kasih kepada Lebanon. Mereka bertarung sangat keras. Mereka tim yang tangguh," kata Yabusele.

Ia mengatakan kemenangan ini sangat penting bagi Prancis untuk bangkit setelah dua hasil buruk sebelumnya. Menurutnya, Prancis harus menunjukkan jati diri mereka dan mengakhiri turnamen dengan catatan bagus.

Pelatih Vincent Coullet mengatakan, timnya masih terpengaruh oleh dua kekalahan sebelumnya dan kegagalan lolos. Ia meminta para pemainnya merespons dengan menunjukkan sesuatu yang lebih baik. Di matanya, para pemainnya menunjukkan komitmen tersebut meskipun tanpa diperkuat tiga bigmannya. "Saya tidak tahu apakah tiga bigman kami bisa bermain dalam dua pertandingan berikutnya yang sulit, tapi saya harap kami menunjukkan lagi hasrat seperti tadi," ujarnya.

Jad El Hajj mengatakan, Prancis tetap tangguh meski kehilangan tiga pemain karena punya 7-8 pemain hebat di NBA dan Euroleague. Ia mengaku bangga kepada para pemain Lebanon karena mampu bertarung mengimbangi Prancis dan bahkan memimpin sempat memimpin 20 sampai 25 menit.

Baca Juga: Ingin Selalu Romantis dengan Pasangan Anda? Ini Tips untuk Anda

"Namun pada akhirnya kami membuat kesalahan seperti offensive rebound dan transisi dan mereka menghukum kami. Kami tak punya masalah dan yang terpenting, kami berada di trek yang tepat. Ini karakter yang ingin kami mainkan, Ini Lebanon, semoga dalam dua pertandingan selanjutnya kami bisa meraih kemenangan," jelas Jad.

Sementara Arakji mengatakan Lebanon tidak beruntung sehingga harus menelan kekalahan, padahal punya peluang untuk mengalahkan tim setangguh Prancis. "Meskipun mereka kehilangan sejumlah pemain besar tapi bermain melawan Nando, Batoum, Fournier, Yabusele, semua pemain yang sangat kami hormati. Sangat disayangkan, saya sesaat sempat berpikir kami bisa mengambil game ini. Mereka punya pengalaman segudang dan tahu bagaimananya mengakhiri pertandingan," kata Arakji.

Selepas pertandingan, Arakji menangis di area mixzone. Menurut dia, itu hanya ekpsresi kekecewaan gagal meraih hasil bagus untuk negaranya. Menurut MVP FIBA Asia Cup 2022 ini, bermain untuk Lebanon adalah kebanggaan terbesarnya. "Sejak kecil saya selau membayangkan bermain untuk Lebanon, menjadi sumber kebahagiaan untuk rakyat negara kami," ujarnya. ***

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x