Mengenang Satu Tahun Tragedi Pilu Stadion Kanjuruhan

2 Oktober 2023, 14:02 WIB
Aremania menggelar doa bersama dalam peringatan 1 tahun Tragedi Kanjuruhan pada Minggu, 1 Oktober 2023. //Antara/Vicki Febrianto

PORTAL JOGJA - Sudah satu tahun berlalu sejak Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022. Tragedi terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia ini, merenggut 135 orang meninggal dan ratusan orang mengalami luka ringan dan berat. Untuk mengenang peristiwa tragis itu, pada Minggu 1 Oktober 2023 sore, keluarga korban dan ribuan Aremania mendatangi Stadion Kanjuruhan yang saat ini tengah direnovasi guna memeringati 1 tahun Tragedi Kanjuruhan.

Aremania, begitu sebutan untuk pendukung Arema FC, dan keluarga korban berkumpul tepat di depan Stadion Kanjuruhan dan menggelar orasi terkait tuntutan penuntasan tragedi Kanjuruhan. Mereka kemudian beralih menuju pintu untuk mendoakan korban dalam peristiwa memilukan itu. Disinilah terasa sekali suasana haru dan rasa emosi yang tidak tertahan. Pihak keluarga pun masih berharap hukuman berat bagi pelaku yang menyebabkan insiden ini.

" Hanya dengan itu, harga korban bisa lega dan menerima hasil hukuman yang ada" ucap Devi Athok, salah satu keluarga korban.

Sebelumnya dalam seusai menghadiri sebuah di Surabaya, ketua umum persatuan sepakbola seluruh Indonesia PSSI Erick Thohir mengatakan apapun yang telah dilakukan oleh semua pihak untuk keluarga, namun duka yang dalam dari keluarga korban tidak akan hilang sampai kapan pun.

Baca Juga: Event Hari ini di Yogyakarta, Masih Banyak Ragam Acara di FKY 2023

"Sudah melakukan sejumlah upaya namun apapun yang kami lakukan untuk keluarga yang ditinggalkan, tidak pernah menghilangkan kedukaannya. Bagaimana semuanya saling menjaga dan mendorong transformasi yang lebih baik lagi," kata Erick di Surabaya Sabtu 31 September 2023 seperti dikutip dari ANTARA.

Pasca peristiwa ini diusut, kepolisian sudah menetapkan sejumlah tersangka. Mereka diantaranya, AHL, Direktur PT LIB, AH, ketua panitia penyelenggara dari pertandingan di Stadion Kanjuruhan, SS, security office, Wahyu SS, Kabag Ops Polres Malang, H, Brimob Polda Jatim, dan TSA, Kasat Samapta Polres Malang.

Erick memahami apapun keputusan akhir hukuman terhadap terdakwa tidak akan menghapus duka keluarga. Dia juga menyatakan bahwa hukuman ini bukan merupakan domain dari PSSI.

"Kemarin sudah ada putusan dari MA, harus kami pastikan itu terjadi, karena yang bisa memutuskan bukan PSSI. Oleh karena itu kami bekerja sama dengan aparat penegak hukum, kami hanya bisa menghukum dengan larangan mengikuti aktivitas sepak bola selamanya," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.

Baca Juga: Cara Membuat Google Form, Ikuti Langkah Berikut Ini

Pihak PSSI bekerja sama Kementerian Pekerjaan Umum daan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini sedang memenuhi permintaan FIFA untuk merenovasi sejumlah stadion di Indonesia agar sesuai standar keselamatan FIFA. Ini juga termasuk Stadion Kanjuruhan di Malang ini. Selain merenovasi stadion pihak PUPR juga akan membangun monumen untuk memperingati tragedi Kanjuruhan

"Pemerintah bersama PSSI Sesuai dengan kesepakatan FIFA, kami akan renovasi stadion-stadion yang memang keamanannya kurang maksimal, namun untuk pengerjaannya itu wewenang pemerintah pusat. PSSI hanya merekomendasikan sesuai standar FIFA," ujar pria kelahiran Jakarta ini.

Seperti diketahui, insiden kanjuruhan ini terjadi usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan kabupaten Malang pada 1 Oktober 2022. Merasa tidak terima dengan kekalahan ini, sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan. Insiden ini semakin anarkis setelah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya.

Baca Juga: Cara Mengambil Screenshot di Laptop, Windows, MacOS dan Linux

Akhirnya petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI menggunakan gas air mata untuk menghalau mereka. Sayangnya, gas air mata itu juga mengenai penonton arah tribun yang menyebabkan kepanikan dan berusaha keluar melalui pintu. Suasana semakin kacau balau dan terjadi penumpukan orang yang akan keluar melalui pintu stadion yang ukurannya relatif kecil. Selain itu banyak juga penonton yang sudah sesak nafas berdesak-desakan mencari selamat. Inilah yang menyebabkan jatuhnya banyak korban pada kasus terburuk dalam sepak bola Indonesia ini.***

Editor: Chandra Adi N

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler