Olah Sampah Organik Menjadi Pupuk, FEB UGM Kelola Sampah Secara Mandiri

- 17 April 2024, 10:10 WIB
Pengelolaan sampah di FEB UGM dilakukan dengan cara mengolah sampah organik menjadi pupuk yang dimanfaatkan untuk pembuatan biopori
Pengelolaan sampah di FEB UGM dilakukan dengan cara mengolah sampah organik menjadi pupuk yang dimanfaatkan untuk pembuatan biopori /Humas UGM/

PORTAL JOGJA - Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM meluncurkan program-program pengelolaan sampah di lingkungan kampus. Tidak hanya berfokus pada upaya pengurangan sampah, tetapi juga pada pemanfaatan kembali sampah sebagai sumber daya ekonomi yang bernilai.

"FEB UGM mengembangkan program-program inovatif dalam pengelolaan sampah sebagai langkah nyata dalam mendukung aspek keberlanjutan. Langkah-langkah yang diambil adalah bagian dari komitmen kami untuk menerapkan budaya berkelanjutan dan menciptakan perubahan positif yang dimulai dari lingkungan kampus dan memiliki societal impact bagi masyarakat," kata Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari, Selasa (16/4).

Didi Achjari menyebutkan pengelolaan sampah di FEB UGM dilakukan dengan cara mengolah sampah organik menjadi pupuk yang dimanfaatkan untuk pembuatan biopori di lingkungan kampus. Selain itu, FEB UGM juga mendorong pengurangan penggunaan sampah plastik dengan menggalakkan penggunaan termos air minum pribadi (tumbler) bagi warganya dan menyediakan air minum isi ulang gratis melalui water fountain.

“Kita mendorong kesadaran dan partisipasi mahasiswa, dosen, serta staf profesionalnya untuk mewujudkan ekonomi hijau di kampus. Salah satu inisiatif yang diambil untuk mendukung pembangunan ekonomi hijau dengan menerapkan pengurangan sampah plastik,” katanya.

Baca Juga: Masyarakat antusias Ikuti Open House Idul Fitri Bersama Gubernur dan Wagub DIY

Kebijakan ini menurut Didi sejalan dengan semangat untuk menekan limbah plastik dari konsumsi botol minuman dalam kemasan yang sulit terurai dan merusak lingkungan. Meski diakui saat ini FEB UGM memang belum sepenuhnya lepas dari penggunaan plastik dalam aktivitas kampusnya. Namun begitu, sejumlah langkah konkret telah diterapkan untuk mengelola sampah plastik yang dihasilkan, salah satunya melalui gerakan memilah sampah menurut jenisnya.

Selain itu, langkah inovatif lain yang dilakukan oleh FEB UGM adalah mengelola limbah makanan dari kantin kampus untuk digunakan sebagai pakan ternak unggas dan ikan. Upaya tersebut merupakan langkah yang mampu menciptakan nilai tambah dari produk yang sebelumnya dianggap sebagai limbah menjadi sesuatu yang berdaya dan bernilai guna.

Langkah-langkah yang dilakukan FEB UGM ini mendapatkan dukungan positif dari mahasiswa dan staf kampus. Salah satunya dari Dosen Departemen Manajemen, R. Muhammad Fajri, S.E., MBA. Menurutnya, FEB UGM telah melakukan strategi cukup memadai untuk mengurangi timbulan sampah anorganik dan mengolah sampah organik.

“Saya kira, pengelolaan sampah organik yang dilakukan sudah memadai dengan mengolah sampah taman dan limbah makanan menjadi pupuk,” ujarnya.

Terkait sampah anorganik, Fajri menilai positif adanya gerakan penggunaan tumbler yang dikenalkan di FEB UGM dalam beberapa tahun terakhir. Penggunaan tumbler dinilainya cukup efektif mengurangi limbah air minum dalam kemasan. Namun penggunaan kemasan makanan dan minuman di kantin dan kafe belum menggunakan bahan ramah lingkungan.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x