Peristiwa Serangan Umum 1 Maret, Radio Miliki Peran Buktikan Republik Indonesia Masih Ada

- 29 Februari 2024, 04:05 WIB
Ilustrasi radio kuno.
Ilustrasi radio kuno. /Pixabay/

PORTAL JOGJA – Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta tak lepas dari Agresi Militer II yang dilakukan oleh Belanda pada tahun 1948. Yogyakarta yang saat itu menjadi ibukota Republik Indonesia diserang dan diduduki.

Dilansir dari laman Kemendikbud,  tak hanya menduduki Yogyakarta, Belanda juga menangkap Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh penting lain.

Belanda pun mengabarkan pada dunia dengan propaganda yang menyebutkan bahwa Republik Indonesia sudah hancur.

Tak mau tinggal diam, Panglima Besar Jenderal Sudirman memimpin Operasi Gerilya Rakyat Semesta. Pasukan yang terdiri dari pasukan organik dan non organik termasuk laskar dan rakyat bersenjata menyingkir ke bukit, lembah dan pelosok untuk menyusun rencana penyerangan balik.

Baca Juga: Jokowi Sebut Kenaikan Pangkat Istimewa Prabowo Bukan Transaksi Politik

Sementara itu Raja Kasultanan Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyampaikan usul pada Jenderal Sudirman agar dilancarkan sebuah serangan umum.  Sultan Hamengku Buwono IX menggagas serangan ini setelah mendengar bahwa Dewan Keamanan (DK) PBB akan bersidang di awal bulan Maret 1949 terkait pertikaian Indonesia-Belanda.

Jenderal Sudirman kemudian menyetujui usul tersebut dan menyarankan Sultan agar berhubungan langsung dengan Komandan Wehrkreise III saat itu, Letkol. Soeharto yang memimpin pelaksanaan serangan di lapangan. Disepakati serangan dilakukan pada 1 Maret 1949 sekitar pukul 06.00 pagi.

Malam hari sebelum serangan, pasukan Indonesia menyusup dari pinggir kota Yogyakarta. Dalam serangan ini, pasukan republik mengenakan tanda janur kuning di dada sebelah kiri. Begitu sirine tanda jam malam selesai berbunyi pada pukul 06.00, pasukan TNI menyerang Yogyakarta secara serentak.

Baca Juga: Pasar Sentul Yogyakarta Selesai Direvitalisasi, Siap Mewadahi 700 Pedagang

Belanda tidak siap menghadapi serangan mendadak ini dan Yogyakarta berhasil jatuh ke tangan TNI. Belanda kemudian mengirimkan pasukan bantuan dari Magelang dan Surakarta untuk merebut kembali Yogyakarta.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x