UII Wisuda 1108 Mahasiswa, Rektor Ingatkan Tantangan Terkait AI dan Mahadata

- 25 November 2023, 21:20 WIB
Sebanyak 1108 mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) hari ini menjalani wisuda di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir, kampus terpadu UII Jalan Kaliurang Sleman, Sabtu 25 November 2023.
Sebanyak 1108 mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) hari ini menjalani wisuda di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir, kampus terpadu UII Jalan Kaliurang Sleman, Sabtu 25 November 2023. /Istimewa/

PORTAL JOGJA - Sebanyak 1108 mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) hari ini menjalani wisuda di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir, kampus terpadu UII Jalan Kaliurang Sleman, Sabtu 25 November 2023.

Dari 1108 mahasiswa tersebut sebanyak 26 merupakan wisudawan dengan jenjang ahli madia, 1003 sarjana, 71 magister, dan 8 doktor. Sejak berdiri hingga saat ini, UII telah menghasilkan lebih dari 120.000 lulusan, yang sudah berkarya dalam beragam peran di berbagai belahan dunia, baik di Indonesia maupun mancanegara.

Rektor UII Yogyakarta Prof Fathul Wahid dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada para lulusan dan keluarganya yang telah menuntaskan sebuah misi belajar.

"Ada ikhtiar terbaik yang didedikasikan. Tidak semuanya berjalan dengan lancar. Kadang ada aral yang melintang. Tetapi, alhamdulillah, dengan semangat pantang menyerah yang dilengkapi dengan dukungan dan kiriman doa tak lelah, semua berakhir dengan indah," ujar Fathul Wahid.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Andil Guru pada Kariernya Sebagai Presiden

Fathul mengingatkan agar para wisudawan selalu mengasah dan menambah kecakapan yang sudah dikuasai sampai hari ini. Pasalnya hal tersebut akan menjadi modal awal untuk berkontribusi dengan beragam peran, di lingkungan yang berubah dan tuntutan yang bertambah.

"Untuk menjamin relevansi keberadaan Saudara dan untuk memastikan kontribusi terbaik, pilihannya tidak banyak. Salah satunya adalah dengan terus belajar. Dari beragam sumber, dengan berbagai cara. Salah satu kecakapan masa depan yang sering disebut adalah terkait dengan mahadata. Kita menjadi saksi, bahwa data dan informasi sangat melimpah, sehingga kita tidak mungkin mengunyah semuanya. Jika di masa lampau tantangannya adalah mencari informasi, saat ini berubah, tantangannya adalah menyaringnya, untuk mengambil beragam keputusan," lanjut Fathul.

Menurut Fathul kehadiran teknologi mutakhir yang menjadi bagian keseharian, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), juga menjadi bahan diskusi di banyak kesempatan.

"Sebagian orang menebar ketakutan bahwa teknologi tersebut akan menggantikan peran manusia, sebagian lain melihatnya dengan optimisme. Bagi ahli tekno-optimis, kehadiran kecerdasan buatan tidak menghilangkan peran manusia tetapi justru membebaskannya, mengotomatiskan aktivitas yang menyita waktu manusia. Manusia bisa menggunakan waktunya untuk hal lain," tambah Fathul.

Baca Juga: Akreditasi Arsitektur Indonesia untuk Mewujudkan Pendidikan yang Unggul dan Terpercaya

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x