Ratusan Pelaku UMKM Curhat Bisnis, 900 Mahasiswa Gerakkan Inovasi

- 28 Februari 2023, 19:34 WIB
Para mahasiswa saat menunjukan produk UMKM
Para mahasiswa saat menunjukan produk UMKM /istimewa/

Kondisi berubah setelah hampir satu bulan mereka mendapatkan pendampingan dari para mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya. Setelah memetakan masalah, mereka akhirnya dibekali sebuah tablet yang mencatat langsung pemesanan dari pembeli. Pencatatan itu pun tidak akan hilang dan bisa langsung memperlihatkan total pelanggan yang membeli hari per hari.

Tidak hanya Dedi, Inin, pengusaha rengginang merek Ceu Mimin pun sumringah dengan kedatangan mahasiswa yang mendampingi mereka menjual produknya. “Tentu senang. Nanti produksi tidak terganggu walaupun tidak ada panas,” tutur Iin, yang merupakan adik dari pengusaha rengginang Ceu Mimin yang berada di Desa Haurkuning, Kecamatan Nusaherang, Kabupaten Kuningan.

Adiya Maharani, perwakilan kelompok yang mendampingi rengginang Ceu Mimin mengungkapkan bahwa sebelumnya mereka telah mempelajari dan melakukan pemetaan kendala. “Untuk pemasaran mereka sudah bagus. Sudah ada di online, sudah menitipkan ke toko oleh-oleh dan lainnya,” tutur Adiya.

Namun produksi pengolahan rengginang Ceu Mimin sangat tergantung alam. Kalau Matahari tidak bersinar terik seperti di musim penghujan saat ini, produksi rengginang dipastikan terganggu bahkan bisa juga tidak berproduksi. “Kami pun membuatkan mesin oven. Sehingga produksi rengginang tidak terganggu,” tutur Adiya.

Tidak hanya kelompok Adiya, kelompok yang digawangi Vincent pun memberikan pendampingan hingga solusi agar UMKM yang mereka dampingi bisa meningkatkan produksi dan meluaskan penjualan. Mendampingi UMKM pebisnis kopi, Vincent dan teman-temannya berupaya meningkatkan produksi penjualan kopi ibu Yeyet, pemilik kopi She’ Edun.

Setelah dua tahun, biji kopi yang digunakan Yeyet untuk menjadi kopi hanya 30 kilogram. Akhirnya Vincent dan kawan-kawan memperbaiki packaging dan logo kopi. Mereka pun membantu memasarkan kopi original dan kopi jahe dengan pemasaran digital agar jangkauan pemasaran bisa lebih luas lagi.

Di tempat lain, Erika Richardo dan timnya mengembangkan beragam ide untuk kawasan wisata Sawah Lope yang sedang hits di Kuningan. Langkah awal, tim Erika segera mendesain banyak tempat sampah yang dirasa kurang cukup sehingga membuat pengunjung kawasan cenderung membuang sampah sembarangan. Selanjutnya ia dan tim segera bergerak menciptakan inovasi lain yang membuat kawasan di Desa Cikaso ini semakin dikenal oleh wisawatan lokal dan mancanegara.

Dekan School of Business and Economics Universitas Prasetiya Mulya, Fathony Rahman, DBA, menjelaskan, program yang setara dengan 4 SKS ini mengemban amanah yayasan untuk mengembangkan usaha kecil menengah di Indonesia.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembelajaran di kampus. Salah satunya mengusung collaborative learning by enterprising. Jadi mereka berkelompok lalu membantu usaha,” tutur Fathony.

Setiap kelompok terdiri atas delapan mahasiswa dari berbagai jurusan. Mereka bahkan sudah melakukan pengenalan dan pemetaan sejak awal semester terhadap pelaku usaha yang didampingi. Setelah itu, selama hampir satu bulan mereka tinggal bersama pelaku usaha untuk menerapkan ide.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x