PORTAL JOGJA - Sekolah dasar hingga perguruan tinggi belajar di rumah sejak pandemi virus corona Maret lalu. Banyak wali murid mengaku kesulitan mendampingi siswa belajar online.
Belum lagi banyaknya tugas yang diberikan kepada murid.
"Jadi banyak tugas di rumah. Perlu kuota untuk ikut video call dengan guru," ujar siswi kelas IX SMP Negeri 4 Depok, Sleman, Dian Indah, har ini, 26 Juni 2020.
Bahkan tudingan "keenanakan" gurunya beberapa waktu lalu sempat santer terdengar. Sayangnya, tudingan tersebut justru tidak berlaku kepada dua pendidik.
Baca Juga: Menhub Dorong Angkasa Pura I Lebih Intensif Lakukan Koordinasi
Guru Teknik Konstruksi dan Properti SMK N 3 Yogyakarta, Anggini Winandra merasa lebih sulit melakukan pembelajaran daring daripada pembelajaran di kelas.
"Bener-bener harus membuat materi yang singkat dan padat, sehingga anak-anak bisa mudeng hanya 1,5 jam. Kalo tatap muka langsung biasanya bisa sampek 7 jam, tapi sekarang harus dipadatkan disamakan semua jamnya," katanya.
Pembelajaran daring memerlukan persiapan lebih panjang ketimbang tatap muka secara langsung. Ia harus memutar otak mencari cara efektif untuk belajar daring.
Baca Juga: Makam Girigondo Bakal jadi Ikon Wisata Kabupaten Kulon Progo
Menurutnya, pembelajaran daring justru membuat waktu pembelajaran 24 jam penuh karena harus standby jika siswa ada yang mengumpulkan tugas.