Kisah Riyan, Dosen Peternakan UGM Asal Jember Ini Nyambi Ojol, Kini Siap ke Jepang Tempuh S3

19 Oktober 2020, 22:17 WIB
Riyan Nugroho Aji, dosen UGM yang nyambi ojol. /Humas UGM

PORTAL JOGJA - Riyan Nugroho Aji, S.Pt., M.Sc ada;ah seorang dosen Universitas Gadjah Mada (UGM). Riyan merupakan dosen Fakultas Peternakan UGM. Bidang yang diampunya adalah teknologi reproduksi ternak.

Kunjungannya ke fakultas pada tahun 2017 untuk bertemu dosen pembimbingnya itu merupakan langkah awal yang tidak diduga bisa membawanya menjadi salah satu dosen di almamaternya.

Riyan meceritakan kunjungannya kala itu untuk sekadar bersilaturahmi sekaligus mengenalkan istrinya kepada para dosen yang telah membimbingnya semasa menempuh S2 Fakultas Peternakan UGM.

Baca Juga: ShopeePay Perluas Jangkauan ke Lebih dari 500 Outlet Planet Ban

Kala itu, ia juga telah mendaftar untuk posisi dosen di salah satu universitas swasta di luar Jawa. Namun , sewaku bertemu dengan dosen pembimbing tesisnya, Riyan diberitahu bahwa ada rekrutmen terbuka untuk posisi dosen di Fakultas Peternakan UGM.

Ia mengaku tidak langsung menerima langsung tawaran tersebut karena mempertimbangkan beberapa hal.

“Saya datang ke Jogja waktu itu tidak ada niatan untuk mendaftar. Namun, karena persyaratannya kurang lebih serupa dan didukung oleh dosen akhirnya saya menerima tawaran, walau tidak berharap banyak kala itu," ungkap Ruyan dikutip dari Humas UGM, Senin (19/10/2020).

Baca Juga: Mengejutkan ! Skor AnTuTu Benchmark iPhone 12 Pro Kalah Dengan Tiga Android ini

Setelah mengobrol dengan sang istri, Riyan akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran tersebut. Lalu, keduanya pun pulang ke Jember, Jawa Timur rumah orang tua Riyan berdomisili. Tidak lama berselang, Riyan mendapat pengumuman dari kedua kampus tadi bahwa ia lolos tes berikutnya.

Ia mengaku bimbang lagi. Seandainya ia menerima tawaran itu dan lolos tahapan selanjutnya, maka sebagai konsekuensi, dirinya harus mencari tempat tinggal serta pekerjaan lain sembari proses seleksi usai.

"Apalagi saya ingat betul waktu itu tabungan kami hanya tersisa 2,5 juta rupiah. Sementara saya belum tahu berapa lama proses seleksi akan berlangsung. Itupun seandainya saya diterima," katanya.

Baca Juga: Tips Pengereman Sepeda Motor di Jalan Berpasir

Akhirnya, Riyan mengambil keputusan berani dengan melanjutkan proses seleksi dosen di UGM. Dengan bermodal 2,5 juta rupiah, ia bersama istri yang mulai membesar perutnya berangkat ke Jogja.

Sesampainya di Jogja hal pertama yang dicari Riyan adalah tempat tinggal. Ia mengaku kesulitan untuk mencari tempat tinggal karena dirinya bersama istri.

"Kos pasutri terbilang mahal, baik perbulan atau pertahunnya. Modal kami tidak mencukupi. Namun, akhirnya ketemu yang murah walaupun sangat sederhana di Soropadan, " ungkapnya.

Selain tempat tinggal, sambil menunggumenunggu proses seleksi usai, dirinya harus mencari pekerjaan sementara. Hal itu agar dirinya bersama sang istri dapat untuk sekadar hidup di Jogja.

Baca Juga: BPNB DIY Gelar Festival Sastra Jawa . Malam Ini Tampilkan Wayang Hip Hop

"Saya ingat kala itu sebelum menemukan pekerjaan sementara kami harus benar-benar berhemat. Lauk yang kami santap hanya seputar telur, tempe dan gorengan saja. Pernah suatu ketika istri benar-benar mengidam lauk ikan lele, akhirnya saya belikan satu untuk berdua," tuturnya.

Riyan beruntung karena kala itu sedang ada lowongan untuk menjadi driver Grab. Ia pun langsung saja mendaftarkan diri.

Selain driver Grab, ia juga turut membantu Lab Fisiologi dan Reproduksi Ternak Fapet UGM.

"Dari habis subuh hingga jam 9 saya cari penumpang. setelah itu hingga pukul 3 sore, bantu di lab. Sepulang dari lab ngojek lagi sampai pukul 8 malam, baru kemudian pulang," terangnya.

Baca Juga: 7 Minuman Tradisonal yang Menghangatkan, Cocok saat Musim Hujan

Sementara itu, istri Riyan juga akhirnya turut membantu dengan berjualan nasi kuning. Setelah awalnya cuma coba-coba buat untuk dibagi-bagikan tetangga, ternyata responsnya baik.

"Dari semua pemasukan itulah akhirnya kami bisa makan sejahtera, bahkan bisa menabung," ujarnya.

Oleh karena pengalaman hidup tersebut, Riyan menyatakan banyak pelajaran yang dirinya terima. Semisal ketika sekarang Riyan melihat driver ojol, dirinya akan mendoakan mereka.

"Saya merasakan sendiri bagaimana susah dan lelahnya menjadi driver ojol. Terlebih mereka tidak bekerja keras untuk diri sendiri. Ada keluarga yang menunggu mereka di rumah. Makanya ketika dengar cerita ada driver ojol ditipu, saya marah sekali," ungkapnya.

Usaha keras Riyan tersebut juga tidak percuma. Proses seleksi dosen berjalan mulus hingga tahap akhir hingga dirinya resmi diangkat menjadi dosen pada Februari 2018. Ia juga bisa berpindah ke kontrakan rumah yang lebih bagus untuk istri dan anaknya.

Baca Juga: 7 Minuman Tradisonal yang Menghangatkan, Cocok saat Musim Hujan

Kini, Riyan tengah mengupayakan untuk melanjutkan pendidikan S3-nya di Jepang. Hal ini sebagai prasyarat dirinya sebagai dosen, yakni dalam kurun waktu 3 tahun setelah dilantik harus sudah kuliah S3.

Ia menyebut bahwa dirinya sudah diterima di University of Miyazaki, Jepang. Namun, terdapat kendala akibat pandemi Covid-19 ini.

"Oktober ini saya seharusnya sudah berada di sana. Juli kemarin kabarnya pembatasan penerbangan sudah diangkat, ternyata kembali diberlakukan. Akibatnya saya mengurus visa juga tidak bisa sejak Agustus kemarin," ungkapnya.

Riyan kini terpaksa harus mengambil cuti satu semester dan memulai kuliah tahun depan. Meski demikian, ia menyebut hal ini tidaklah menjadi masalah, malahan menjadi hikmah tersendiri.

Baca Juga: Hamzah Haz Dirawat di ICU. Sempat Beredar Kabar Meninggal

"Dengan ini saya tidak perlu mengeluarkan uang untuk tiket pesawat yang terbilang mahal, utamanya dalam kondisi pandemi ini. Saya juga mempersiapkan proposal riset untuk disertasi nanti. Saya juga bisa mempersiapkan kemampuan bahasa saya," pungkasnya. *

 

Editor: Bagus Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler