"Ini termasuk langka, karena gerhana bulan total berwarna merah, baru bisa terjadi berapa puluh tahun lagi," kata Zamzam.
Menurutny gerhana bulan total berwarna merah saja tergolong langka karena baru bisa terjadi beberapa puluh tahun lagi, apalagi gerhana bulan total yang bertepatan dengan peringatan Hari Raya Waisak 2565 BE seperti saat ini.
Peneliti lainnya Andi Pangerang Hasanuddin menjelaskan bahwa gerhana bulan total saat ini bertepatan dengan detik-detik Waisak 2565 Buddist Era (BE) yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13 WIB, 19.13 WITA dan 20.13 WIT dengan jarak 357.461 kilometer dari Bumi.
Menurutnya detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut Waisaka Purnama, yang selalu jatuh pada tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka. Pada saat bulan purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus, sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal, dengan bumi berada di antara keduanya.
"Dengan kata lain, detik-detik Waisak merupakan puncak bulan purnama pada bulan Waisaka menurut penanggalan India yang didasari oleh peredaran Bulan," paparnya.
Sementara bertepatan gerhana bulan umat Islam Indonesia melakuan shalat gerhana bulan di beberapa masjid. Misalnya di Yogyakarta, Masjid Jogokariyan Kecamatan Mantrijeron dan pondok esantren di Bangunjiwo Bantul juga melakukan shalat gerhana. ***