Gempa di Zona Bengkulu-Lampung Meningkat Magnitudo di Atas 5, BMKG Imbau Warga Waspada

- 19 Februari 2021, 20:23 WIB
Ilustrasi Gempa bumi.
Ilustrasi Gempa bumi. /BMKG

PORTAL JOGJA - Dalam beberapa bulan terakhir ini, aktivitas gempa di wilayah pesisir barat Sumatera meningkat. Peningkatan gempa terjadi di wilayah Bengkulu, Lampug dan Pulau Enggano di Samudera Hindia.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi peningkatan aktivitas gempa signifikan di Samudra Hindia selatan Bengkulu-Lampung dalam tiga bulan terakhir.

Magnitudo gempa terus dicatat oleh BMKG. Rata-rata gempa dengan magnitudo di atas 5.

Baca Juga: Tambah 263 Kasus Baru, Total Kasus Covid-19 DIY Lampaui 26.000 Kasus

Baca Juga: Momen Lucu Emak-emak, Mulai Nonton Bareng Hingga Syukuran Gara-gara Ikatan Cinta

Karena itu, BMKG mengimbau warga khususnya pesisir Bengkulu, Lampung dan Pulau Enggano untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa zona gempa di Samudera Hindia selatan Bengkulu dan Lampung saat ini memang sedang terjadi peningkatan aktivitasnya sejak tiga bulan terakhir," kata Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Jumat 19 Februari 2021.

Menurut Daryono sejak November 2020, telah terjadi 16 kali gempa signifikan dengan kekuatan magnitudo di atas 5,0 yang mengguncang zona gempa selatan Bengkulu-Lampung.

Baca Juga: Bukti yang Berlebihan itu Buruk, Ini 5 Dampak Negatif Terlalu Banyak Minum Teh

Tercatat gempa terbaru dengan magnitudo 5,1 yang mengguncang Bengkulu pada Kamis 18 Februari 2021 pukul 17.43.09 WIB.

Pada peta seismisitas di Samudera Hindia selatan Bangkulu dan Lampung tampak klaster pusat-pusat gempa yang mencolok, dengan gempa paling kuat yaitu Gempa Enggano magnitudo 6,3 pada Rabu (10/2) pukul 19.52 WIB.

Di zona tersebut juga terjadi gempa kembar (doublet earthquake) dengan magnitudo 5,3 dan 5,5 pada Sabtu (13/2) pukul 11.18 WIB dan 11.30 WIB.

Baca Juga: Gelombang Keempat Covid-19 di Korea, Kemungkinan Jadi yang Terburuk, 2 WNI Positif

"Harapan kita semoga rentetan gempa signifikan yang mengguncang Bengkulu-Lampung ini segera berakhir, tetapi jika dalam beberapa hari ke depan masih berlanjut maka kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan, khususnya masyarakat pesisir Bengkulu, Lampung dan Pulau Enggano," kata Daryono dikutip Porta Jogja dari Antara, Jumat 19 Februari 2021..

Karena itu, evakuasi mandiri harus benar-benar dipahami oleh masyarakat pesisir dengan menjadikan guncangan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami. Sehingga warga pesisir pantai harus segera menjauh dari pantai saat merasakan guncangan gempa kuat tersebut.

Cara ini terbukti dapat meminimalkan korban jiwa seperti yang dilakukan masyarakat Pulau Simeulue, Aceh dengan warisan kearifan lokal yang disebut "smong" yang sudah ratusan tahun diterapkan dalam menghadapi tsunami.

Baca Juga: Mengejutkan! Kalina Umumkan Batal Nikah dengan Vicky Prasetyo

Menurut Daryono, smong sepatutnya diadopsi oleh masyarakat yang bermukim di pantai rawan tsunami.

"Meskipun kita kemungkinan juga akan dihadapkan kepada kenyataan bahwa gempa kuat yang terjadi belum tentu memicu tsunami, tetapi inilah kesiapsiagaan yang harus dilakukan agar kita dapat selamat dari tsunami," papar Daryono.

Selain wilayah Bengkulu dan Lampung, beberapa zona aktif gempa yang perlu dicermati berdasarkan data aktivitas seismisitas sejak 1 Januari 2021 maupun berdasarkan aktivitas seismisitas 20 hari terakhir yaitu Aceh, Nias, Selatan Jawa, Lombok, Sumbawa, Sumba, Luwu Timur, Morowali, Bolaang Mongondow, dan Laut Maluku.

Baca Juga: Teh Lemon Ternyata Punya Banyak Manfaat, Salah Satunya Turunkan Berat Badan

Zona aktif ini masih dapat terus berlanjut, yang memungkinkan dan berpotensi terjadi gempa signifikan atau berakhir dan membentuk klaster zona aktif baru.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah